Website Resmi SMP Negeri 1 Ile Ape Timur Kabupaten Lembata

Penanaman Pohon di Desa Lamawolo

Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Ile Ape Timur menanam pohon di Lokasi bencana Desa Lamawolo sebagaia rangkaian aktivitas projek P5 Tema Gaya Hidup Berkelanjutan.

Siswa Kelas VII mendesain poster dengan aplikasi canva untuk promosi wisata budaya Ile Ape Timur

Foto bersama setelah tanggungan misa hari minggu di Stasi Tokojaeng

Proses Syuting film Pendek

Bersama Duta Rumah Belajar melakukan syuting film pendek di Desa Lamawolo.

Siswa Kelas VIII SMPN 1 Ile AP Timur tampilkan buasana dan tarian daerah meriahkan acara pembagian buku rapor

Presentasi makalah oleh siswa kelas IX sebagai persyaratan kelulusan

Senin, 12 Desember 2022

Sabtu, 10 Desember 2022

BUKTI KARYA; PENTINGKAH DALAM PEMBELAJARAN KITA?

 Bukti Karya; Pentingkah dalam Pembelajaran Kita

Oleh: Kristoforus Lera

Pertanyaan dari judul tulisan ini menarik untuk direfleksikan oleh kita yang menamakan diri seorang pendidik. Pertanyaan ini menjadi cambuk yang menggugah kesadaran kita ketika kita mengamati situasi pendidikan kita saat ini. Kita menemukan bahwa banyak orang di sekitar kita yang bergelar akademik tinggi bahkan ada yang memiliki berderet gelar, tetapi tidak dapat menunjukkan kemampuan seperti gelar yang disandangnya. Mereka punya gelar mentereng tetapi tidak bisa berbuat apa-apa untuk diri dan orang di sekitarnya. Mereka hanya haus gelar, gengsi, jabatan atau juga pujian dari masyarakat tanpa dapat memberi kontribusi nyata.

Banyak kita temui di sekitar kita, ada oknum pejabat yang sudah menduduki jabatan tertentu tetapi tidak memiliki gelar yang sesuai dengan jabatannya. Untuk menempuh pendidikan reguler, ia tidak punya waktu atau juga ia tidak mampu untuk belajar lagi. Akhirnya ia menempuh jalan pintas dengan mengambil ijazah bodong.

Kita juga menyaksikan banyak sarjana atau orang bergelar akademik tertentu yang menjadi pengangguran karena tidak mampu bersaing dalam dunia kerja. Banyak sarjana yang setelah tamat tidak punya tujuan dan tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Orang dengan kompetensi seperti ini tentunya tidak akan memberi kontribusi kepada masyarakat dan lingkungan sekitar. Mereka hanya akan menjadi beban negara dan memberi dampak negatif bagi diri dan masyarakat di sekitarnya.

Di sisi lain, kita menemukan bahwa ada banyak orang di sekitar kita yang tidak memiliki gelar akademik tetapi menunjukkan kompetensi mumpuni pada pekerjaan yang diembannya. Ia mampu menunjukkan performa dan karya yang luar biasa dan memberi manfaat untuk orang di sekitarnya. Dalam situasi ini seringkali kita mendengar ucapan “gelar tidak selalu mencerminkan kemampuan dan perilaku seseorang”. Ironis memang.

Lalu muncul pertanyaan kritis; untuk apa kita menempuh pendidikan dan mendapatkan ijazah atau gelar tetapi minim kontribusi untuk diri dan sesama kita? Bukankah hakekat pendidikan tertinggi adalah ketika kita bisa menjadi manusia merdeka dan mampu memberi kontribusi untuk keluarga dan masyarakat?

Sebagai pendidik tentunya kita tidak menginginkan anak didik kita kelak mengalami situasi seperti ini. Kita mesti meminimalisir hal-hal seperti ini terjadi atas siswa kita kelak. Caranya adalah dengan memberikan layanan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan saat ini dan di masa mendatang.

Layanan pembelajaran yang kita berikan haruslah memberikan bekal yang cukup untuk siswa kita agar mampu bersaing secara global dan mampu memberi kontribusi untuk masyarakat di masa mendatang. Siswa kita harus dilatih untuk bersikap kritis dan kreatif, mampu bekerjasama dan mampu menghasilkan karya yang bermanfaat untuk dirinya dan masyarakat.

Salah satu model pembelajaran yang bisa memenuhi tuntutan kompetensi ini adalah pembelajaran berbasis karya atau projek, di mana siswa dituntut untuk menghasilkan bukti karya pada setiap akhir pembelajaran. Siswa dituntut untuk mengimplementasikan apa yang sudah dipelajarinya dalam bentuk karya atau projek. Dalam hal ini pembelajaran tidak hanya berorientasi pada kompetensi kognitif saja tetapi mencakup semua aspek pembelajaran yakni sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ketiga kompetensi inilah yang harus menjadi prioritas kita dalam pembelajaran.

Saat ini Kementerian pendidikan kebudayaan riset dan teknologi sedang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka di sekolah-sekolah di Indonesia di mana salah satu cirinya adalah pembelajaran berbasis projek. Pembelajaran di sekolah dalam Kurikulum Merdeka ini lebih ditujukan untuk melaksanakan projek atau menghasilkan karya. Siswa dituntut dapat mengimplementasikan apa yang sudah dipelajari dalam sebuah proyek dan mewujudnyatakannya dalam sebuah karya. Harapannya, siswa dapat menghasilkan sesuatu yang bisa bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

Pembelajaran berbasis proyek (karya) didefinisikan sebagai model pembelajaran yang menjadikan siswa sebagai subjek atau pusat pembelajaran. Hasil akhir dari proses pembelajaran ini adalah siswa mampu menghasilkan sebuah produk (karya). Pembelajaran berbasis karya ini bisa membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Siswa bisa mencurahkan semua ide dan kemampuannya dalam membuat sebuah karya. Tak hanya itu, dalam pembelajaran berbasis karya ini siswa akan terdorong menjadi seorang inovator. Siswa menjadi inovatif karena bisa membuat sebuah karya setiap akhir proses pembelajaran yang sudah dilakukan. Siswa bisa menciptakan sebuah produk di akhir pembelajaran.

Mengapa Kurikulum Merdeka ini lebih menedepankan pembelajaran berbasis karya? Apa manfaat yang didapat jika menerapkan pembelajaran berbasis karya ini? Dalam dokumen Kurikulum Merdeka disebutkan bahwa ada beberapa manfaat yang didapat jika guru menerapkan pembelajaran berbasis karya antara lain: membuat siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, mengimplementasikan proses pembelajaran yang sudah berlangsung, melatih siswa berpikir kritis, mendorong siswa untuk berpikir kreatif dan inovatif, melatih skill kerja sama dan komunikasi siswa, serta memberikan pengalaman nyata kepada siswa atas apa yang sudah ia pelajari.

Melihat pentingnya pembelajaran berbasis karya, SMP Negeri 1 Ile Ape timur juga tertantang untuk mengimplementasikannya. Sebagai wujud nyata dari pembelajaran berbasis karya di SMP Negeri 1 Ile Ape timur, setiap pembelajaran yang dilakukan, baik itu intrakurikuler maupun ekstrakurikuler, diarahkan untuk selalu menghasilkan karya pada setiap akhir pembelajaran. Semua karya ini baik video maupun karya tulis atau karya seni terdokumentasi dalam wadah berupa website dan youtube sekolah.

Dalam pembelajaran intrakurikuler bukti karya siswa ini terdokumentasi dalam beberapa bentuk. Misalnya dalam pelajaran Bahasa Indonesia ada bukti karya berupa Breaking News yakni video tentang penulisan dan pembacaan berita oleh siswa. Ada juga video tarian daerah sebagai bukti karya siswa pada pembelajaran Seni Budaya, video senam kesegaran jasmani pada mata pelajaran penjas, serta berbagai video tutorial pembelajaran oleh guru pada mata pelajaran matematika, IPA, IPS, Agama Katolik/Islam, dan Bahasa Inggris yang bisa dilihat dan diakses melalui youtube SMP Negeri 1 Ile Ape Timur.

Dalam pembelajaran guru mendorong siswa untuk selalu menghasilkan dan mendokumentasikan karya. Tujuannya adalah sebagai bentuk refleksi dan umpan balik atas pembelajaran yang sudah dilakukannya. Jika pembelajaran berjalan baik maka proses pembelajaran ini ditingkatkan lagi. Dan sebaliknya jika pembelajaran belum maksimal maka bukti karya ini menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan pembelajaran di masa mendatang.

Pada pembelajaran projek penguatan profil pelajar pancasila (P5) dilakukan dua macam pembelajaran projek dengan bukti karyanya masing-masing. Pada projek pertama dengan tema Rekayasa dan Teknologi dilakukan kegiatan budidaya tanaman florikultura atau tanaman hias dengan bukti karyanya berupa tiga jenis tanaman hias (bougenvile, golden duranta, kamboja) yang sudah berhasil dibudidayakan dan ditanam di taman sekolah untuk memperindah lingkungan sekolah.

Sedangkan pada projek kedua dengan tema Kearifan Lokal, siswa diminta untuk mendesain sebuah media promosi berupa poster untuk mempromosikan obyek budaya di lingkungan sekitarnya. Siswa mendokumentasikan unsur-unsur budaya seperti busana daerah, benda-benda pusaka dan juga tempat/situs atau wisata pantai dengan mendesain sebuah poster sederhana. Selanjutnya poster berisi promosi obyek budaya tersebut dipublikasikan di media sosial agar bisa dikenal lebih luas tidak hanya oleh masyarakat setempat tetapi juga oleh masyarakat luar.

Selanjutnya pada kegiatan literasi yang menjadi brand sekolah, ada berbagai bukti karya yang dihasilkan. Ada Buletin sekolah yang menampung karya siswa berupa opini, cerpen, pantun, puisi, renungan, dan sinopsis buku. Ada juga website sekolah dengan nama “smpn1ileapetimur.sch.id” sebagai wadah untuk menampung berbagai karya siswa dan guru (baik karya tulis atau karya seni). Dan ada juga youtube sekolah dengan nama SMP Negeri 1 Ile Ape Timur yang berisi berbagai video pembelajaran hasil karya siswa dan aguru.

Dengan berbagai bukti karya yang dihasilkan dalam pembelajaran di SMP Negeri 1 Ile Ape Timur, diharapkan dapat memberikan pembelajaran bermakna dan pengalaman nyata kepada siswa. Dengan model pembelajaran ini siswa tidak hanya diajarkan untuk mengetahui sesuatu tetapi mampu menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.

Dengan demikian pembelajaran berbasis karya yang dilakukan di SMPN 1 Ile Ape Timur telah memberikan bekal dan kompetensi yang siswa butuhkan di masa depan. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yakni Profil Pelajar Pancasila, yakni gambaran pelajar Indonesia yang bercirikan pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama yakni beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.