Penanaman Pohon di Desa Lamawolo
Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Ile Ape Timur menanam pohon di Lokasi bencana Desa Lamawolo sebagaia rangkaian aktivitas projek P5 Tema Gaya Hidup Berkelanjutan.
Proses Syuting film Pendek
Bersama Duta Rumah Belajar melakukan syuting film pendek di Desa Lamawolo.
Senin, 12 Desember 2022
Sabtu, 10 Desember 2022
BUKTI KARYA; PENTINGKAH DALAM PEMBELAJARAN KITA?
Bukti Karya; Pentingkah dalam Pembelajaran Kita
Oleh: Kristoforus Lera
Pertanyaan dari judul tulisan ini
menarik untuk direfleksikan oleh kita yang menamakan diri seorang pendidik.
Pertanyaan ini menjadi cambuk yang menggugah kesadaran kita ketika kita
mengamati situasi pendidikan kita saat ini. Kita menemukan bahwa banyak orang
di sekitar kita yang bergelar akademik tinggi bahkan ada yang memiliki berderet
gelar, tetapi tidak dapat menunjukkan kemampuan seperti gelar yang
disandangnya. Mereka punya gelar mentereng tetapi tidak bisa berbuat apa-apa
untuk diri dan orang di sekitarnya. Mereka hanya haus gelar, gengsi, jabatan
atau juga pujian dari masyarakat tanpa dapat memberi kontribusi nyata.
Banyak kita temui di sekitar kita,
ada oknum pejabat yang sudah menduduki jabatan tertentu tetapi tidak memiliki
gelar yang sesuai dengan jabatannya. Untuk menempuh pendidikan reguler, ia
tidak punya waktu atau juga ia tidak mampu untuk belajar lagi. Akhirnya ia
menempuh jalan pintas dengan mengambil ijazah bodong.
Kita juga menyaksikan banyak sarjana
atau orang bergelar akademik tertentu yang menjadi pengangguran karena tidak
mampu bersaing dalam dunia kerja. Banyak sarjana yang setelah tamat tidak punya
tujuan dan tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Orang dengan kompetensi
seperti ini tentunya tidak akan memberi kontribusi kepada masyarakat dan
lingkungan sekitar. Mereka hanya akan menjadi beban negara dan memberi dampak
negatif bagi diri dan masyarakat di sekitarnya.
Di sisi lain, kita menemukan bahwa
ada banyak orang di sekitar kita yang tidak memiliki gelar akademik tetapi
menunjukkan kompetensi mumpuni pada pekerjaan yang diembannya. Ia mampu
menunjukkan performa dan karya yang luar biasa dan memberi manfaat untuk orang
di sekitarnya. Dalam situasi ini seringkali kita mendengar ucapan “gelar tidak
selalu mencerminkan kemampuan dan perilaku seseorang”. Ironis memang.
Lalu muncul pertanyaan kritis; untuk
apa kita menempuh pendidikan dan mendapatkan ijazah atau gelar tetapi minim
kontribusi untuk diri dan sesama kita? Bukankah hakekat pendidikan tertinggi
adalah ketika kita bisa menjadi manusia merdeka dan mampu memberi kontribusi
untuk keluarga dan masyarakat?
Sebagai pendidik tentunya kita tidak
menginginkan anak didik kita kelak mengalami situasi seperti ini. Kita mesti
meminimalisir hal-hal seperti ini terjadi atas siswa kita kelak. Caranya adalah
dengan memberikan layanan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan tuntutan
kebutuhan saat ini dan di masa mendatang.
Layanan pembelajaran yang kita
berikan haruslah memberikan bekal yang cukup untuk siswa kita agar mampu
bersaing secara global dan mampu memberi kontribusi untuk masyarakat di masa
mendatang. Siswa kita harus dilatih untuk bersikap kritis dan kreatif, mampu
bekerjasama dan mampu menghasilkan karya yang bermanfaat untuk dirinya dan
masyarakat.
Salah satu model pembelajaran yang
bisa memenuhi tuntutan kompetensi ini adalah pembelajaran berbasis karya atau
projek, di mana siswa dituntut untuk menghasilkan bukti karya pada setiap akhir
pembelajaran. Siswa dituntut untuk mengimplementasikan apa yang sudah
dipelajarinya dalam bentuk karya atau projek. Dalam hal ini pembelajaran tidak
hanya berorientasi pada kompetensi kognitif saja tetapi mencakup semua aspek
pembelajaran yakni sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ketiga kompetensi
inilah yang harus menjadi prioritas kita dalam pembelajaran.
Saat ini Kementerian pendidikan
kebudayaan riset dan teknologi sedang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka di
sekolah-sekolah di Indonesia di mana salah satu cirinya adalah pembelajaran
berbasis projek. Pembelajaran di sekolah dalam Kurikulum Merdeka ini lebih
ditujukan untuk melaksanakan projek atau menghasilkan karya. Siswa dituntut
dapat mengimplementasikan apa yang sudah dipelajari dalam sebuah proyek dan
mewujudnyatakannya dalam sebuah karya. Harapannya, siswa dapat menghasilkan sesuatu
yang bisa bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Pembelajaran berbasis proyek
(karya) didefinisikan sebagai model pembelajaran yang menjadikan siswa sebagai
subjek atau pusat pembelajaran. Hasil akhir dari proses pembelajaran ini adalah
siswa mampu menghasilkan sebuah produk (karya). Pembelajaran berbasis karya ini
bisa membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Siswa bisa
mencurahkan semua ide dan kemampuannya dalam membuat sebuah karya. Tak hanya
itu, dalam pembelajaran berbasis karya ini siswa akan terdorong menjadi seorang
inovator. Siswa menjadi inovatif karena bisa membuat sebuah karya setiap akhir
proses pembelajaran yang sudah dilakukan. Siswa bisa menciptakan sebuah produk
di akhir pembelajaran.
Mengapa Kurikulum Merdeka ini lebih
menedepankan pembelajaran berbasis karya? Apa manfaat yang didapat jika
menerapkan pembelajaran berbasis karya ini? Dalam dokumen Kurikulum Merdeka
disebutkan bahwa ada beberapa manfaat yang didapat jika guru menerapkan
pembelajaran berbasis karya antara lain: membuat siswa terlibat aktif dalam
proses pembelajaran, mengimplementasikan proses pembelajaran yang sudah
berlangsung, melatih siswa berpikir kritis, mendorong siswa untuk berpikir
kreatif dan inovatif, melatih skill kerja sama dan komunikasi siswa, serta
memberikan pengalaman nyata kepada siswa atas apa yang sudah ia pelajari.
Melihat pentingnya pembelajaran
berbasis karya, SMP Negeri 1 Ile Ape timur juga tertantang untuk
mengimplementasikannya. Sebagai wujud nyata dari pembelajaran berbasis karya di
SMP Negeri 1 Ile Ape timur, setiap pembelajaran yang dilakukan, baik itu
intrakurikuler maupun ekstrakurikuler, diarahkan untuk selalu menghasilkan
karya pada setiap akhir pembelajaran. Semua karya ini baik video maupun karya
tulis atau karya seni terdokumentasi dalam wadah berupa website dan youtube
sekolah.
Dalam pembelajaran intrakurikuler
bukti karya siswa ini terdokumentasi dalam beberapa bentuk. Misalnya dalam
pelajaran Bahasa Indonesia ada bukti karya berupa Breaking News yakni
video tentang penulisan dan pembacaan berita oleh siswa. Ada juga video tarian
daerah sebagai bukti karya siswa pada pembelajaran Seni Budaya, video senam
kesegaran jasmani pada mata pelajaran penjas, serta berbagai video tutorial
pembelajaran oleh guru pada mata pelajaran matematika, IPA, IPS, Agama
Katolik/Islam, dan Bahasa Inggris yang bisa dilihat dan diakses melalui youtube
SMP Negeri 1 Ile Ape Timur.
Dalam pembelajaran guru mendorong
siswa untuk selalu menghasilkan dan mendokumentasikan karya. Tujuannya adalah
sebagai bentuk refleksi dan umpan balik atas pembelajaran yang sudah
dilakukannya. Jika pembelajaran berjalan baik maka proses pembelajaran ini
ditingkatkan lagi. Dan sebaliknya jika pembelajaran belum maksimal maka bukti
karya ini menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan pembelajaran di masa
mendatang.
Pada pembelajaran projek penguatan profil pelajar
pancasila (P5) dilakukan dua macam pembelajaran projek dengan bukti karyanya
masing-masing. Pada projek pertama dengan tema Rekayasa dan Teknologi dilakukan
kegiatan budidaya tanaman florikultura atau tanaman hias dengan bukti karyanya
berupa tiga jenis tanaman hias (bougenvile, golden duranta, kamboja) yang sudah
berhasil dibudidayakan dan ditanam di taman sekolah untuk memperindah
lingkungan sekolah.
Sedangkan pada projek kedua dengan tema Kearifan Lokal,
siswa diminta untuk mendesain sebuah media promosi berupa poster untuk
mempromosikan obyek budaya di lingkungan sekitarnya. Siswa mendokumentasikan
unsur-unsur budaya seperti busana daerah, benda-benda pusaka dan juga
tempat/situs atau wisata pantai dengan mendesain sebuah poster sederhana.
Selanjutnya poster berisi promosi obyek budaya tersebut dipublikasikan di media
sosial agar bisa dikenal lebih luas tidak hanya oleh masyarakat setempat tetapi
juga oleh masyarakat luar.
Selanjutnya pada kegiatan literasi yang menjadi brand
sekolah, ada berbagai bukti karya yang dihasilkan. Ada Buletin sekolah yang
menampung karya siswa berupa opini, cerpen, pantun, puisi, renungan, dan
sinopsis buku. Ada juga website sekolah dengan nama “smpn1ileapetimur.sch.id”
sebagai wadah untuk menampung berbagai karya siswa dan guru (baik karya tulis
atau karya seni). Dan ada juga youtube sekolah dengan nama SMP Negeri 1 Ile
Ape Timur yang berisi berbagai video pembelajaran hasil karya siswa dan
aguru.
Dengan berbagai bukti karya yang dihasilkan dalam
pembelajaran di SMP Negeri 1 Ile Ape Timur, diharapkan dapat memberikan
pembelajaran bermakna dan pengalaman nyata kepada siswa. Dengan model
pembelajaran ini siswa tidak hanya diajarkan untuk mengetahui sesuatu tetapi
mampu menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.
Dengan demikian pembelajaran berbasis karya yang
dilakukan di SMPN 1 Ile Ape Timur telah memberikan bekal dan kompetensi yang
siswa butuhkan di masa depan. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional
yakni Profil Pelajar Pancasila, yakni gambaran pelajar Indonesia yang
bercirikan pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama yakni
beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global,
bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Kamis, 10 November 2022
Selasa, 20 September 2022
SPENSAILTIM SUKSES SELENGGRAKAN ANBK TAHUN PELAJARAN 2022-2023
Berbeda dengan pelaksanaan ANBK tahun
sebelumnya yang pelaksanaannya menumpang
pada SMPN Satap Waiwaru Ile Ape Timur, pelaksanaan ANBK kali ini dilakukan
secara mandiri di sekolah. Kepala SMPN 1 Ile Ape Timur, Kristoforus Lera menyatakan
bahwa dari hasil analisis internal, Spensa Iltim siap menyelenggarakan ANBK
secara mandiri. Perangkat yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan ANBK seperti
komputer, jaringan listrik, dan Internet cukup memadai di Spensa Iltim, karena
itu Spensa Iltim sanggup menyelenggarakan ANBK secara mandiri dan dalam moda online.
Melansir laman Pusat Asesmen Pendidikan Kemendikbud Ristek, Asesmen Nasional adalah program evaluasi yang diselenggarakan oleh Kemendikbud sebagai upaya penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Tentunya dengan memotret input, proses dan output pembelajaran di seluruh satuan pendidikan. Asesmen Nasional dilaksanakan dengan 3 instrumen yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM Literasi, Numerasi), Survei Karakter dan Survey Lingkungan Belajar. Kepala SMPN 1 Ile Ape Timur mengharapkan bahwa hasil AN bisa memberikan gambaran yang jelas kepada sekolah untuk mengevaluasi kinerja sekolah sesuai delapan standar pendidikan yang ditetapkan pemerintah. Hasil AN juga menjadi pedoman dalam menyusun program kerja dan anggaran sekolah yang nantinya dapat meningkatkan kualitas layanan pendidikan di Spensa Iltim.
AN dilaksanakan selama dua hari. Pada hari pertama dilaksanakan tes Literasi dan Survey Karakter sedangkan hari kedua tes Numerasi dan Survey Lingkungan Belajar. Secara umum pelaksanaan AN pada dua hari ini berjalan lancar dan sukses. Memang pada hari kedua sesi 1, ada sedikit kendala yang terjadi karena listrik padam dan hilangnya koneksi internet. Namun kendala ini bisa segera diatasi ketika beberapa menit kemudian listrik menyala dan jaringan internet kembali normal. Ada juga kendala lain seperti beberapa siswa (4 siswa) tidak bisa log in untuk mengerjakan tes, tetapi kendala ini berasal dari gangguan server pusat dan berlaku secara nasional. Dengan demikian persentase keberhasilan mencapai lebih dari 90% yang ditandai dengan 41 siswa mampu menyelesaikan tes baik itu tes Literasi, Numerasi, Survey Karakter, dan Survey Lingkungan Belajar.
Lebih lanjut Kepala SMPN 1 Ile Ape Timur, menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam menyukseskan kegiatan ini. Ucapan terima kasih kepada seluruh panitia yang telah bekerja keras untuk mempersiapkan segala sesuatunya, secara khusus kepada proctor dan teknisi ANBK Spensailtim 2022-2023 Sebastianus Suban Koten, S.Pd dan Imran Boli, S.Pd. Juga kepada para pengawas yang sudah bekerja keras mendampingi siswa selama kegiatan. Ucapan terimakasih juga kepada tim konsumsi; Ibu Anisa Anwar, Mathilda Boa, Chrisanta Datlag, dkk, yang sudah bersusah paya menyediakan menu spesial, pisang rebus, lawar, dan kopi sebagai penambah semangat untuk panitia selama asesmen berlangsung. Tanpa suport dari tim ini pelaksanaan ANBK akan berjalan pincang. (KL)
Kamis, 04 Agustus 2022
PEMILIHAN OSIS
PEMILIHAN OSIS SMPN 1 ILE APE TIMUR
![]() |
Penyampaian Visi Misi para calon |
![]() |
Foto:para siswa mengantre pemungutan suara |

![]() |
Foto: Kepsek (kanan) meninjau langsung proses pemilihan OSIS |
Selasa, 12 Juli 2022
MPLS SMPN 1 Ile Ape Timur
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah di SMPN 1 Ile Ape Timur
Foto: Kepala Sekolah memberikan sambutanFoto: Siswa memberi salam dengan penuh semangat
Seperti halnya dilakukan sekolah- sekolah pada umumnya, di awal tahun pelajaran yang baru telah dilakukan kegiatan pengenalan lingkungan sekolah bagi siswa baru. Masa pengenalan bagi siswa baru yang sebelumnya dikenal dengan istilah MOS (Masa Orientasi Siswa) kini telah diganti dengan istilah MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah). MPLS meupakan kegiatan pengenalan situasi dan kondisi secara langsung bagi peserta didik baru yang telah diprogramkan sekolah dengan maksud agar mendekatkan diri anak dengan lingkungan sekolah. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi peserta didik dan juga para pendidik untuk saling mengenal karakter dan perilaku anak didik.
Kegiatan MPLS di Lembaga SMP Negeri 1 Ile Ape Timur diawali dengan apel bersama bagi para peserta didik yang baru dan dewan guru dan staf kependidikan SMPN 1 Ile Ape Timur. Apel dipimpin langsung oleh kepala SMPN 1 Ile Ape Timur, Kristoforus Lera,S.Pd. Dalam sambutannya ia menyampaikan manfaat kegiatan MPLS bagi siswa. Mengawali sambutannya ia memberi semangat kepada para peserta didik dengan ucapan selamat begitu semangat yang diikuti dengan kepalan tangan yang kompak untuk semua peserta apel . "Selamat pagi.... Selamat datang untuk anak- anak. Ini menjadi rumhmu dan buatlah dirimu senyaman mungkin di lembaga SMP Negeri 1 Ile Ape Timur. Beradaptasilah dengan baik disituasi yang baru ini", Ungkap Kristoforus Lera. Sesungguhnya kegiatan MPLS yang diikuti oleh 58 peserta didik baru dengan penuh antusias dan gembira. Para siswa diharapkan untuk dapat beradptasi dengan baik di lingkungan SMPN 1 Ile Ape Timur. Dalam arahan awalnya pun, beliau menyegarkan kembali kenangan peserta didik yang baru saat mereka duduk di jenjang Sekolah Dasar. Akan hal ini, Kristoforus menambahkan bahwa penerapan pembelajaran di lembaga SMP Negeri 1 Ile Ape Timur akann berbeda dengan saat berada dijenjang Sekolah Dasar.
Lembaga SMP Negeri 1 Ile Ape Timur sejak awal Januari 2022 telah menerapkan kurikulum mandiri dalam pembelajaran. Lembaga telah mengatur waktu pembelajaran secara lugas dan menyesuaikan kondisi pembelajaran setempat. SMPN 1 Ile Ape Timur telah menyiapkan berbagai program kegiatan di sekolah yanmg mendukung kecakapan dan keterampilan siswa untuk bekal dikemudian hari. Sebagaimana tuntutan kehidupan sekarang, anak diharapkan agar memiliki pengetahuan yang baik dan berkarakter yang baik pula. Kepala sekolah berharap agar dalam kegiatan MPLS ini menjadikan siswa bharu yang berkarakter baru pula. "Saya kembali manyampaikan bahwa dengan bergabungnya Anda di lembaga ini berarti Anda telah menentukan pilihan yang pasti dan siap menyesuaikan diri Anda dengan total dan sewasa. Hindarkan kebiasaan kekanak- kanakan Anda seperti menangis, cengeng, atau ke sekolah dengan pakaian yang kotor", nasihat Kepala SMPN 1 Ile Ape Timur dalam sambutannya.
Terlihat aktif dan semangat dalam kegiatan apel pembukaan yang telah diikuti oleh semua peserta apel. Diakhir sambutannya beliau berpesan kepada peserta didik yang baru agar dapat mengikuti kegiatan MPLS dengan baik. "Saya sangat berharap agar kalian dapat mengikuti kegiatan MPLS dengan baik. Ikuti setiap materi yang telah diberikan oleh Bapak/ibu guru. Dengarkan nasihat, petunjuk atau arahan dari Bapak/ Ibu Guru serta taatilah peraturan di lembaga SMP Negeri 1 Ile Ape Timur agar Anda bisa sukses dikemudian hari" tegas Kristo Lera. Masa pengenalan bagi peserta didik menjadi bekal dan panduan selama berproses di lembaga SMPN 1 Ile Ape Timur. Untuk diketahui bahwa kegiatan MPLS DI SMPN 1 Ile Ape Timur dimulai sejak tanggal 12 Juli dan berakhir pada tanggal 14 Juli 2022. Dalam kegiatan tersebut telah diisi dengan berbagai kegiatan yang dijadwalkan. Kegiatan ini berupa penyampaian materi dari Bapak/ Ibu guru dan pengamatan langsung oleh siswa baru yang dipandu langsung oleh Bapak/ Ibu guru dan siswa kelas 8 dan 9. (Spensailltim)
Jumat, 10 Juni 2022
LAUNCHING BULETIN SPENSA ILTIM
Gema Literasi, Spensa Ile Ape Timur Launching Buletin Budi Dike
Foto: Kepala Dinas Pendidikan (Kiri) dan Kristoforus Lera (Kanan)
Lamatokan, Ile Ape Timur, 6 Juni 2022– Dinas
Pendidikan Kabupaten Lembata telah mendorong banyak sekolah untuk menerapkan
budaya baca. Minat baca harus terus dikembangkan oleh sekolah agar menjadi
kebiasaan bagi peserta didik dan guru.
Mengacu pada visi SMP
Negeri 1 Ile Ape Timur terwujudnya peserta didik yang berkarakter, berjiwa
nasional, literat, menguasai teknologi
dan informatika, peduli lingkungan serta berdaya saing global kemudian
diwujudkan dalam misi menanamkan kebiasaan warga sekolah yang mencerminkan
keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa, Menanamkan kebiasaan warga sekolah yang memiliki budaya dan
karakter yang baik. Lebih spesifik lagi diuraikan dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar dengan melaksanakan pengembangan diri melalui kegiatan
literasi dan pengembangan bakat minat. Disamping itu sekolah mengembangkan cinta
budaya dan lingkungan sekolah yang kondusif serta nyaman. Banyak cara sekolah untuk mengajak siswa dan guru mencintai membaca buku, salah
satunya adalah yang dilakukan SMPN 1 Ile Ape Timur dengan menggelar launching
bulletin Budi Dike.
Dalam pelaunchingan buletin
tersebut turut hadir Kepala Dinas Pendidikan, Anggota DPR, Camat Ile Ape Timur,
Ketua Komite, dan juga para orang tua wali. Sebelum mengikuti kegiatan
pelunchingan Buletin Budi Dike, Kadis bersama rombongan dijemput dengan pantun
dan tarian dari siswa- siswi SMPN 1 Ile Ape Timur. Terlihat meriah dalam
penyambutan ini karena disepanjang jalur menuju Aula pelunchingan telah
disediakan pajangan karya hasil siswa.
Walaupun program budaya baca di SMPN 1 Ile Ape Timur ini sudah terlaksana sejak tahun 2021, namun baru dideklarasikan pada senin, 6 Mei 2022. ”Betul, kami baru melaunchingnya sekarang. Program budaya baca sudah berjalan hampir satu tahun. Banyak program yang telah dilaksanakan di SMPN ini dan pada akhirnya diterbitkan buletin Budi Dike, Yotube,dan Website SMP Negeri 1 Ile Ape Timur. Para siswa harus sedini mungkin didekatkan dengan buku agar minat baca mereka menjadi baik. Hasil membaca kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan untuk dipublikasikan. Selain siswa, guru-guru disini juga wajib membaca dan menulis” ujar Kristoforus Lera, Kepala SMPN 1 Ile Ape Timur.
SMP Negeri 1 Ile Ape Timur terus mengembangkan program budaya baca dan menulis seperti pantun, puisi, cerpen, opini, berita, renungan, dan makalah. Hal sederhana ini menjadi bagian terpenting yang dituangkan dalam diri anak didik. “Kami berupaya untuk terus menanamkan budaya tulis dan baca sejak dini dan terus mengakar. Tidak hanya sampai disini tetapi program ini agar bisa berkelanjutan. Kami memohon dukungan semua pihak dalam penerbitan buletin selanjutnya”. Tambah Kristo Lera.
Pihak pemerintah kecamatan Ile Ape Timur dalam sambutannya yang diwakili oleh Sekretris Camat Ile Ape Timur menitipkan pesannya kepada pemerintah daerah terkhusus Dinas Pendidikan untuk selalu meninjau secara langsung kondisi SMP N 1 Ile Ape Timur. "Kepada kita semua sebagai payung lembaga pendidikan agar selalu meninjau secara langsung kondisi sekolah", kata Sekcam Ile Ape Timur. Harapan yang sama pun telah disampaikan oleh Sekretaris Komisi III, Alex Lewotobi dalam sambutannya. Anggota DPRD Kabupaten Lembata dari Fraksi PKB menuturkan bahwa semangat belajar anak didik mestinya ditanamkan dalam diri agar bisa mewujudkan mimpi. Sekolah adalah tempat berproses untuk keberlangsungan hidup kita. Dukungan senada diutarakan oleh Sebastianus Muri, Anggota DPRD Kabupaten Lembata dalam sambutannya. "Menyambung program Mentri Nadiem Makarim tentang kurikulum merdeka, kini lembaga SMP Negeri 1 Ile Ape Timur telah menerjemahkan dan melaksanakannya demi anak bangsa". Anak didik telah merasakan kemerdekaan belajar. Mengakhiri sambutannya, Muri menyerahkan uang tunai sebesar Rp.2.000.000 sebagai bentuk dukungan mereka akan karya anak didik di SMP Negeri 1 Ile Ape Timur.
Kegiatan pelaunchingan Buletin Budi Dike yang dilakukan oleh lembaga SMP Negeri 1 Ile Ape Timur merupakan salah satu proses untuk mengantar anak untuk memulai dan mencintai literasi. “Kami sangat mengapresiasi atas terlaksananya kegiatan ini, apalagi mendapatkan dukungan dari komite sekolah dan orang tua siswa,. Ini menjadi bahan gerakan kami untuk mendorong sekolah – sekolah lainnya membuat program budaya baca.” ujar Kadis Pendidikan, Anselmus Ola, dalam sambutannya. Dia berharap agar pendidikan berfokus pada karakter anak didik. Pendidikan menjadi fondasi bagi setiap individu dalam menapaki kehidupan selanjutnya. "Kondisi karakter anak didik di sekolah saat ini sungguh sangat memprihatinkan. Oleh karena itu, lewat kegiatan literasi ini anak lebih banyak diberi ruang dan waktu yang cukup untuk mengembangkan karakter mereka", tegas Kadis Pendidikan Kabupaten Lembata. Mewujudkan Literasi sejak dini adalah harapan semua lembaga formal maupun non formal. Dalam kegiatan pelaunchingan ini sangat didukung penuh dengan kehadiran para orang tua/ wali anak didik. Mengakhiri sambutannya beliau berpesan agar sekolah- sekolah sudah semestinya membangkitkan dan terus mendorong anak didik dalam semangat berliterasi. Pesan tersebut kemudian diakhiri dengan ditabuhnya gong pelaunchingan sebagai bentuk dukungan dan diluncurkan buletin Budi Dike untuk kalangan umum.
Program Gerakan Literasi Sekolah yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Ile Ape Timur telah menghasilkan berbagai tulisan kemudian disatukan dalam sebuah buletin. Program ini tentunya berkelanjutan untuk menumbuh kembangkan bakat, potensi, dan minat anak didik. Masing-masing buletin yang telah terbit berisi tulisan peserta didik SMP Negeri 1 Ile Ape Timur. Bapak/Ibu guru juga memberi teladan dalam kegiatan literasi dengan menulis beberapa opini, bahkan puisi dan cerpen. Di era pandemi dan berbagai bencana yang menimpah wilayah Ile Ape Timur sangat diharapkan peran serta wali murid. Kegiatan melaunching buletin edisi pertama ini menjadi patokan perdana yang terus mengakar sepanjangn belajar. Bulletin ini kemudian didistribusikan kepada semua kalangan untuk membantu kelancaran edisi selanjutnya.
Dalam kegiatan launching bulletin ini telah resmi Anda untuk mengikuti perkembangan lembaga SMPN 1 Ile Ape Timur dengan mengunjungi Website sekolah www.smpn1ileapetimur.sch.id, akun youtube SMP Negeri 1 Ile Ape Timur, dan bisa berkunjung ke akun facebook Spensaileapetimur. Kini para siswa juga kalangan umum sudah bisa memanfaatkan Link SMPN 1 Ile Ape Timur. Link tersebut telah ada tertulis di sampul buletin Budi Dike terutama di edisi pertama ini.Tentunya kita semua berharap peserta didik bisa memanfaatkan semua link ini untuk mengetahui perkembangan baik ketika masi di SMPN 1Ile Ape Timur maupun setelah tamat. Harapan yang lain Gerakan Literasi Sekolah semakin berkembang dan Buletin Budi Dike bisa hadir setiap tahun atau satu semester sebagai salah satu motivasi peserta didik dalam berliterasi. (ypo)
Foto: Penyerahan Buletin Budi Dike
Selasa, 07 Juni 2022
Rabu, 11 Mei 2022
Kurikulum Merdeka; Sudah Siapkah Kita?
Kurikulum
Merdeka; Sudah Siapkah Kita?
(Kristoforus Lera)
Tulisan ini adalah hasil
refleksi saya atas pemberlakuan kurikulum baru yakni Kurikulum Merdeka yang
saat ini sedang gencar disosialisasikan pada seluruh sekolah di Indonesia. Pada
awal kemunculannya, saya merasa agak bingung dan penasaran, kenapa kurikulum
berganti lagi. Ada banyak pertanyaan yang muncul di benak saya, apakah
kurikulum sebelumnya tidak efektif, kurang sesuai dengan kebutuhan siswa,
kurang sesuai dengan tuntutan zaman, atau kurang apalagi sehingga harus
diganti. Jargon “ganti menteri ganti kurikulum” kembali hadir dalam benak saya
mengiringi rasa penasaran saya.
Saya kemudian mencoba mengingat
kembali pelaksanaan Kurikulum 2013 yang sampai saat ini juga masih berlaku di
sebagian besar sekolah di Indonesia. Berdasarkan pengalaman saya, sejak
diluncurkan pertama kali pada tahun 2013, yang diawali dengan sosialisasi dan pelatihan
guru serta kepala sekolah yang juga sangat gencar seperti saat ini, hasil
evaluasi pelaksanaannya belum pernah disosialisasikan ke sekolah. Data hasil
evaluasi tingkat sekolah, tingkat kabupaten, dan tingkat propinsi oleh
kementerian Pendidikan atau oleh Dinas Pendidikan sampai saat ini belum saya
ketahui. Mungkin saya yang kurang update ataukah memang belum
disosialisasikan sama sekali sehingga sampai saat ini bukan hanya saya, tetapi
sharing sebagian besar guru di Lembata mereka juga belum tahu.
Situasi yang saya alami
ini memicu banyak pertanyaan, apakah guru dan kepala sekolah sudah mengetahui hasil
evaluasi Kurikulum 2013 di sekolahnya? Apakah guru dan kepala sekolah tahu
kelemahan kurikulum sebelumnya? Apakah kurikulum ini perlu diganti? Dan pertanyaan yang lebih menggelitik lagi
yakni siapkah guru dan kepala sekolah mengimplementasikan kurikulum baru di
sekolahnya masing-masing? Saya sampai berujar kepada rekan-rekan guru di
sekolah, Kurikulum 2013 saja mungkin ada sekolah atau guru yang belum melaksanakannya
atau bahkan belum mengetahuinya dan saat ini harus diganti lagi dengan
kurikulum baru.
Apa itu Kurikulum
merdeka?
Untuk menjawab rasa
penasaran saya terhadap Kurikulum Merdeka, saya mencoba mencari berbagai
informasi dari website Kementerian Pendidikan sampai pada materi-materi
pelatihan yang berseliweran di WA grup. Setelah mencermati berbagai referensi,
saya menemukan bahwa esensi dari Kurikulum Merdeka adalah menggali potensi terbesar
para guru dan peserta didik untuk berinovasi dan meningkatkan kualitas
pembelajaran secara mandiri. Kebijakan Merdeka Belajar memberikan kemerdekaan
bagi unit pendidikan untuk berinovasi menyesuaikan dengan budaya, kearifan
lokal, sosio-ekonomi dan infrastruktur yang ada.
Alasan mendasar lain
munculnya kurikulum ini adalah bahwa tidak efesiennya Kurikulum 2013 di sekolah
ditinjau dari cakupan materi. Materi yang ada dalam rancangan kurikulum saat
ini sangat padat, sehingga tidak cukup waktu untuk melakukan pembelajaran yang
mendalam dan sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik, apalagi di masa
pandemi seperti ini. Ada banyak siswa yang tidak mampu memahami bacaan
sederhana ataupun menerapkan konsep matematika dasar. Berangkat dari
krisis pembelajaran tersebut, Kemendikbudristek Nadiem Anwar Makarim
mengeluarkan kebijakan untuk menyederhanakan kurikulum pendidikan yang terlalu
padat tidak efisien. Kurikulum sebelumnya yang kurang fleksibel diubah menjadi
lebih fleksibel.
Dalam rilis yang
disiarkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem
menyebutkan beberapa keunggulan Kurikulum Merdeka. Pertama, lebih sederhana dan
mendalam, karena kurikulum ini akan fokus pada materi yang esensial dan
pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Kemudian, tenaga
pendidik dan peserta didik akan lebih merdeka karena bagi peserta didik, tidak
ada program peminatan di SMA, peserta didik memilih mata pelajaran sesuai
minat, bakat, dan aspirasinya. Sedangkan bagi guru, mereka akan mengajar sesuai
tahapan capaian dan perkembangan peserta didik. Lalu sekolah memiliki wewenang
untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan
karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik.
Keunggulan lain dari penerapan
Kurikulum Merdeka ini adalah lebih relevan dan interaktif di mana pembelajaran
melalui kegiatan proyek akan memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta
didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual, misalnya isu
lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan
kompetensi Profil Pelajar Pancasila.
Implementasi Kurikulum
Merdeka ini didukung melalui penyediaan berbagai macam fasilitas. Seperti
penyediaan perangkat ajar: buku teks dan bahan ajar pendukung. Pelatihan dan
penyediaan sumber belajar guru, kepala sekolah, dan lain-lain. Ada juga
platform pembelajaran yang diluncurkan seperti Merdeka Mengajar. Melalui
platform ini guru bisa mendapatkan pelatihan mandiri dan berkualitas, serta
dapat mengaksesnya secara mandiri, kapan dan di manapun. Guru juga bisa berbagi
karya kepada yang lain melalui platform ini. Misalnya, guru membentuk
komunitas belajar untuk saling berbagi praktik baik dalam menerapkan Kurikulum
Merdeka, baik di sekolah maupun di komunitasnya.
Implementasi
Kurikulum Merdeka di SMPN 1 Ile Ape Timur
Memang harus diakui
pada kurikulum sebelumnya, muatan kurikulum terlalu padat sehingga mengurangi
kreativitas guru dan siswa dalam pembelajaran. Guru lebih focus untuk
menyelesaikan materi yang ada dalam silabus di mana materi tersebut sudah
ditetapkan dari kementerian dan harus di selesaikan oleh satuan Pendidikan.
Bagaimana siswa berproses secara baik seperti berpikir kritis, melakukan
problem solving, mengkomunikasikan ide dan gagasan, mengembangkan literasi, kurang
mendapat perhatian dari guru dalam pembelajaran. Padahal kompetensi-kompetensi
inilah yang dibutuhkan siswa sebagai bekal hidup mereka kelak. Waktu terbatas
menjadi alasan klasik untuk membenarkan tindakan ini. Alasan lain terkait
metode pembelajaran yang juga menjadi sumber kelemahan kurikulum sebelumnya yakni
pembelajaran berbasis proyek, kurang mendapat perhatian guru. Padahal model ini
sangat baik di mana siswa diberi kebebasan untuk menyelesaikan sebuah proyek
dengan segala potensi dan kreativitas yang dimiliki.
Situasi ini berubah
Ketika pandemic covid 19 melanda. Karena keterbatasan waktu, Sekolah diberi
kesempatan untuk mendesain kurikulum pembelajarannya sendiri termasuk materi
yang akan diajar. Oleh karena itu, pada bulan November tahun 2021 ketika
ditunjuk menjadi kepala sekolah di SMPN 1 Ile Ape Timur, saya langsung
mengimplementasikan Kurikulum Mandiri di sekolah. Ada tiga tawaran kurikulum
yang diberikan kementerian Pendidikan di tengah situasi darurat covid-19. Yang pertama, adalah satuan
pendidikan tetap menggunakan kurikulum nasional, opsi kedua adalah menggunakan
kurikulum darurat bagi satuan pendidikan yang membutuhkan kurikulum dengan
standar dan kompetensi dasar yang lebih sederhana. Selanjutnya opsi ketiga
adalah satuan pendidikan melakukan penyederhanaan kurikulum secara mandiri.
Saya memilih opsi ketiga dalam implementasi kurikulum tahun pelajaran 2021-2022
karena saya berpikir bahwa sekolah lebih mengetahui kebutuhan pembelajaran saat
ini sehingga akan lebih efektif jika sekolah menyusun sendiri kurikulumnya
disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
Implementasi Kurikulum
Mandiri kami awali dengan menyusun dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Kami menyusun silabus dan bahan ajar berupa modul ajar untuk menjadi pedoman
pembelajaran di sekolah. Silabus ini kami susun dengan mengambil beberapa
kompetensi dasar pada setiap mata pelajaran dan juga penambahan KD tertentu
oleh guru mata pelajaran disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Kegiatan belajar
mengajar di kelas dilakukan selama empat hari (Senin-Kamis) sementara hari Jumat
dan Sabtu untuk kegiatan literasi dan pengembangan diri.
Kurikulum mandiri yang
kami implementasikan di sekolah berfokus pada penguatan
karakter, literasi, dan penguasaan teknologi informasi. Kami menyediakan
waktu khusus pada jam regular sekolah setiap hari Jumat dan Sabtu untuk
mendukung kegiatan ini. Literasi yang kami kembangkan dilaksanakan setiap hari
Sabtu dengan beberapa kegiatan yakni; membaca buku dan menulis sinopsis (satu
buku setiap bulan), menulis rubrik bulletin sekolah (buletin diterbitkan setiap
semester), mengisi tulisan/karya di website sekolah, dan menulis renungan
mingguan (sesuai agama masing-masing). Pada kegiatan pengembangan diri siswa
memilih salah satu bidang sesuai bakat dan minat yang selanjutnya dibimbing
setiap hari Jumat (Karya Ilmiah Remaja, Olimpiade Matematika, IPA, IPS, Vokal
grup, melukis, futsal, voli, badminton, dan atletik).
Untuk pengembangan
karakter spiritual dilakukan kegiatan pembiasaan yakni berdoa dan mendengarkan
renungan harian (hasil tulisan siswa dalam kegiatan literasi) pada setiap apel
pagi, sedangkan untuk pengembangan karakter sosial dilakukan beberapa kegiatan
pembiasaan di sekolah yakni penegakan disiplin harian (datang tepat waktu dan
laksanakan piket harian) serta pembiasaan gerakan “senyum, sapa, salam”. Selanjutnya
untuk pengembangan teknologi informasi saya menerapkan program digitalisasi
sekolah di mana para guru dilatih menggunakan teknologi dalam pembelajaran.
Guru melakukan pembelajaran menggunakan bahan ajar digital (modul/media
digital) dan juga melakukan penilaian dengan menggunakan aplikasi pembelajaran
digital (google form, Ispring suite,dll). Sedangkan para siswa dilatih untuk
trampil menggunakan Microsoft office dan Internet dalam pembelajaran.
Pembelajaran TIK untuk siswa di sekolah difokuskan pada kedua kompetensi ini
yakni penguasaan Microsoft office dan penggunaan internet.
Dengan beragam
aktivitas sekolah yang kami jalankan dalam kurikulum mandiri yang sudah kami
kembangkan, saya kemudian membandingkan dengan ulasan tentang implementasi Kurikulum
Merdeka yang saat ini sedang digalakkan. Saya berasumsi bahwa kurikulum merdeka
yang digaungkan saat ini prototipenya sudah kami jalankan di sekolah kami walaupun
dalam implementasi yang masih terbatas. Artinya kami bisa bernapas lega bahwa
apa yang sudah kami laksanakan selama ini tidak keliru atau menyimpang jauh
dari kurikulum baru yang sedang diujicobakan. Kami butuh beberapa penyesuaian lagi
dalam implementasinya seperti focus pembelajaran di kelas pada pembelajaran
berbasis proyek (project Based Learning), modul ajar atau bahan ajar untuk guru
dan siswa, pembelajaran berbasis IT, dan assessment pembelajaran yang lebih utuh.
Analisis kesiapan
Sekolah
Setiap kebijakan yang
dibuat tentunya dimaksudkan untuk kebaikan bersama. Pembuat kebijakan di negara
ini pasti sudah memperhitungkan berbagai aspek sebelum memutuskan untuk
digunakan. Demikian juga Kurikulum Merdeka yang saat ini sedang gencar
disosialisasikan dan diimplementasikan di sekolah-sekolah. Pasti ada banyak hal
baik, ada banyak inovasi yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas Pendidikan
di Indonesia sesuai kebutuhan global saat ini. Tetapi yang menjadi pertanyaan
adalah sejauh mana kesiapan sekolah dalam hal sumber daya guru dan kepala
sekolah serta fasilitas pendukung dalam menyambut kurikulum ini.
Dari pengalaman pribadi
saya sebagai pendidik yang sudah bekerja lebih dari sepuluh tahun, saya melihat
bahwa semua kurikulum yang diimplementasikan di sekolah pada dasarnya sudah
sangat baik dan sesuai dengan tuntutan kebutuhan siswa saat ini. Yang menjadi
masalah adalah sejauh mana kurikulum itu bisa diterapkan pada seluruh lapisan
sekolah baik di kota ataupun di pelosok dan di desa-desa terpencil. Sering kali
kebijakan yang bagus tidak berujung baik, karena ketidakmampuan sekolah untuk
menerapkan kebijakan itu. Kita tidak ingin kurikulum ini bernasib sama seperti
kurikulum-kurikulum sebelumnya. Belum merata diimplementasikan tetapi sudah
divonis gagal dan harus segera berganti atau seperti pepatah lama mengatakan
layu sebelum berkembang.
Oleh karena itu,
kurikulum baru ini harus benar-benar disosialisasikan secara baik, harus sampai
pada akar rumput. Perlu dipastikan bahwa
semua komponen sekolah memahami inti dari aturan ini, sehingga mereka mampu menerapkannya
dalam proses pembelajaran. Dan yang paling penting adalah pendampingan,
pengawasan dan evaluasi yang harus dilakukan secara berkala. Semua pemangku
kebijakan mulai dari pusat sampai kabupaten harus mengambil peran ini jika
ingin implementasi kurikulum ini berhasil. Pengalaman selama ini sudah
membuktikan demikian. Jangan sampai jargon “ganti menteri ganti kurikulum”
menjadi terbukti.
Selasa, 26 April 2022
UJIAN PRAKTIK, KEMBANGKAN KETERAMPILAN ANAK DIDIK.
UJIAN PRAKTIK, KEMBANGKAN KETERAMPILAN ANAK DIDIK.
Tarian Minang
Pertunjukan Busana Lamaholot
Sabtu, 23 April 2022
Jumat, 22 April 2022
Alam Jiwa Kita
Alam Jiwa Kita
Oleh Yohanes Paulus Ola Demonloku
Foto: Pulau Siput Sare Dame
Alam
adalah payung kehidupan bagi segala makhluk hidup dan mati yang terkandung di
dalamnya. Makhluk hidup memerlukan alam sesuai kebutuhannya. Begitu pun makhluk
yang tak bernyawa tentu menempatkan posisi sediakala penciptaan pemula dari
Yang Maha Kuasa. Ketika kita melindungi dan memperbaharui alam secara
berkelanjutan tentu alam pun memberi kita nafas yang panjang yang hidup dan menghidupkan. Sebaliknya, alam
dibaharui dengan tidak dibaharui maka akan mendatangkan malapetaka. Alam
membuat kita menangis, merintih, dan tentunya berujung DUKA NESTAPA.
Berbagai
bencana alam yang terjadi belakangan ini seperti erupsi Gunung Ile Lewotolok,
banjir bandang 4 April 2022 yang memporak- porandakan beberapa wilayah di
negeri ini, dan sebagainya, sebenarnya bukan sekedar fenomena alam biasa tetapi
merupakan buah dari perbuatan manusia yang telah salah mengelola alam.
Banjir
dan tanah longsor pada musim penghujan terjadi akibat ulah masyarakat merusak
hutan secara liar. Banyak masyarakat yang membudidayakan ternak (kambing) yang
membutuhkan dedauanan setiap hari namun tidak berpikir bahkan berbuat untuk
bagaimana daun itu ada? dan Apa manfaat pohon?
Peternak
berlomba-lomba untuk menebang pagi,siang,dan sore hari di lahan-lahan hijau
sehingga semakin sedikit tempat untuk menampung air hujan, dan sebagai
akibatnya pada musim kemarau terjadi kekeringan dan pohon pun ikut binasa
dengan tangan jahil para perusak alam.
Ada
perilaku lainnya yang juga menjadi penyebab tragedi ini. Dahulu kala,nenek
moyang kita menempati pemukiman dengan berbagai cara dan mempertimbangkan struktur
tanah dan alam. Dengan kemampuan mereka yang serba terbatas saat itu nenek
moyang telah membuat "beliko"
(bebatuan yang disusun berbanjar di pinggir kmpung) untuk mencegah dan
melindungi ketika intensitas hujan tinggi. Hal ini telah terpikirkan dan dibuat
oleh nenek moyang secara permamen dam berkelanjutan demi anak cucu dalam
wilayah itu. Namun, Semua sia-sia belaka. Lagi-lagi tangan-tangan perusak kembali
merabah dan merusak dengan cara berpikir instan.
Peternak
dan penambang batu "beliko" tersenyum manis karena sesen dua sen
telah masuk ke kantong pribadi mereka. Tapi,apakah mereka berpikir tentang
dampak buruk perbuatan ini???
Mungkin....... Semua
ini karena tuntutaan ekonomi keluarga. Nah,,,,alasan klasik. "Dunia tak
selebar daun kelor" Berusaha dan berupayalah tanpa mengorbankan orang lain
dan isi alam lainnya.
Pandangan
saya bahwa lingkungan dan manusia diciptakan membentuk suatu ikatan ibarat
suami isteri, saling membutuhkan dan saling menjaga. Alam diciptakan dalam
sistem yang padu dan kokoh dan tentu "tak dapat diceraiberaikan".
Kita yang mendiami wilayah bumi wajib menjaga ketentuan hukum alam yang pasti,teratur,dan
konsisten. Alam tak mengenal kata negosiasi. Menjaga alam tidak mengenal
kompromi.
Seperti
yang sudah saya gambarkan tersebut bahwa masyarakat (pemilik,penghuni,dan
pemerintah) memiliki peran untuk mengeksplorasi kekayaan bumi untuk kemanfaatan
alam seluas-luasnya bagi kita sendiri. Namun,bereksplorlah dengan penuh
kesadaran dan berkelanjutan. Eksplorasilah dengan tetap menjaga kekayaan agar
tidak punah sehingga generasi selanjutnya dapat melanjutkan ekplorasi itu.
Eksplorasi tanpa menghilangkan keaslian alam itu sendiri sehingga alam terus
berdamai dengan kita. Jangan sebaliknya, Mala petaka menjemput masyarakat
barulah kita berpikir untuk melakukan
aksi jitu "Sare Dame" dengan alam. Sebuah aksi yang tidak diatur secara hukum
oleh alam. Itu ulah kita terhadap alam dan saatnya kita juga yang harus berulah untuk alam.
Namun
dalam perkembangan saat ini tuntutan kebutuhan hidup manusia yang semakin
bertambah menyebabkan semua kebutuhan tersebut diberatkan kepada alam melampaui
daya dukungnya. Kondisi ini didorong oleh perkembangan ilmu pengetahuan serta
teknologi. Bangunan raksasa merajalela wilayh alam. Alam tak bersalah,namun
mengalirnya banyak uang ke desa-desa membuat masyarakat berpikir instan dengan
menggadaikan alamnya sendiri dengan uang. Kita melihat bersama bahwa setelah
dibangunnya gedung megah tetapi tidak dimanfaatkan gedung tersebut sesuai
peruntukannya. Lahan yang hijau telah digadaikan dengan rupiah dan hasilnya
tidak dinikmti sepanjang hayat.
Manusia terlalu banyak
memanfaatkan alam sehingga menyebabkan terjadinya perubahan tatanan kehidupan
dan hukum alam. Akibatnya, alam mengalami perubahan dan kerusakan yang pada
akhirnya berdampak pada kehidupan manusia.
Oleh
karena itu, diakhir tulisan ini saya mengajak kita melihat alam layaknya kita
memandang istri/ suami, dan anak dengan penuh kasih. Melihat dengan sadar tanpa
harus menyakitinya. Bila melihatnya tandus dan kian gundul hendaklah “gondrongkan” alammu dengan aksi “Hijaukan Bumi”. Bila melihatnya
kehausan dan kekeringan, segarkan alammu.
“Ayo, Hijaukan Alammu dengan 1000 Anakan”
Budayakan potong 1 pohon,tanam 5 pohon demi anak dan
cucu kita.
Pastikan cucu cece kita jangan mencaci maki kita
pada saatnya mereka menghuni alam yang telah kita huni. (*ypo)