Menanti Pelangi Di Balik Awan Kelabu Asmara Arini
Maria Santiana Bala
1. Apakah Mungkin Cinta Salah Memilih Masa
Mengenal lelaki yang kelak menjadi”ayah anak-anaknya”itu terjadi ketika Arini masih sangat muda,berusia 17 tahun.Ketika ia jatuh cinta dengan seorang kurniawan yang merupakan anak lelaki kebanggan keluarganya.Sekalipun bungsu,ia menjadi tumpuan harapan ayah dan ibunya.Keluarga dari kedua pihak telah saling berkenalan,mereka semua merestui dan mendukung hubungan cinta sejati putra dan putri mereka.
Hal yang terutama dipelajari Arini di tengah keluarga wibowo adalah bagaimana untuk senantiasa membagi kan cinta dan kasih sayang. Didikan dan pengalaman di tengah keluarga wibowo ini menjadi prinsip yang terus di genggamny.Arini yang saat itu masih sangat muda hanya mencoba memegang satu harapannya.Allah bapa yang di sembahnya tidak akan pernah meninggalkan dirinya.
2. Cinta Itu Memenjara Hati Dalam Sangkar Berselaput Emas
Pada awalnya,hidup pernikahan dengan kurniawan mencukupkan Arini dengan deraian hujan kemewahan dan ketersediaan akan segala harta.Sejalan dengan kemajuan bisnisnya dari tahun ke tahun,kurniawan memiliki uang yang semakin berlimpah.Lelaki itu menetapkan pola berbelanja sekehendak hatinya.Apapun barang yang disukai dan dibutuhkannya akan langsung saja dibeli tanpa merasa perlu melibatkan Arini dalam mengambil keputusan.
Karena itulah,selama hidup pernikahannya,Arini tidak mengenal ajakan”berdiskusi”bersama suami sebelum suatu keputusan di tengah keluarga ditetapkan.satu persatu”sikap baru”kurniawan bermunculan dan Arini wibowo hanya berusaha pasrah,menerima dengan lapang dada,dan menundukan kepala ketika amukan,amarah kata-kata keras dan penuh penghinaan ditujukan pada dirinya.Arini menggelengkan kepala sedih ketika hatinya bergumul tak henti mengenai nasibnya.
3. Ketika Cinta Melapangkan Sabar dan Rasa Rela
Cimillia? Hamil? Tanya Arini terbata.”Iya…dan tentu saja aku tidak bertanggung jawab,enak saja.Siapa sih yang bisa menjamin bahwa anak didalam kandungan perempuan jalang itu adalah anakku? “Arini menggelengkan kepala tidak percaya.Camillia? Wanita seusia kurniawan yang merupakan teman dekat keluarga besar mereka?wanita yang sudah dianggap keluarga dan sempat di duganya dapat di percaya?wanita ini dianggap menelikung di belakang pundaknya.Kecurigaan tidak pernah sekalipun menghampiri Arini ketika berkali-kali menjumpai Camillia pada acara yang tidak terduga.
Arini memutuskan untuk menenangkan dirinya bandung kota asalnya tidak lupa juga dia membawa putra kesayangannya yaitu Frederika atau biasanya disebut Icha.Berada di bandung dilingkupi oleh mama ,papa,kakak,dan adik perempuannya,hanya mampu menghadirkan ketenangan dan rasa cinta tulus.Saat itu tak seperti biasanya,dalam perbincangan mereka,kurniawan menyatakan bahwa ia membutuhkan Arini di sisinya.Arini berharap dirinya,diperlakukan lebih baik daripada sebelumnya atau selama ini.Dengan setia,Arini terus berada di sisi lelaki yang dicintainya itu.Perjuangan Arini untuk mendampingi masalah terbesar dalam hidup lelaki itu tentang Camillia tuntas sudah…dan tanpa disadarinya,dia ternyata menemukan tubuhnya yang kali ini tengah berbadan dua,kehamilan yang keduanya.
4. Sebuah Kemenangan
Pada April 1994,di luar perkiraan dan dugaaan,Arini merasakan ada bercak darah yang keluar.Kehamilan yang baru saja menginjak usia 6 bulan itu dinyatakan oleh dokter berada dalam kondisi yang sangat rawan dan harus diawasi secara medis dengan ketat.Setelah melalui perjuangan yang panjang,penuh dengan kesakitan dan terutama kekhawatiran akan keselamatannya,sang bayi yang perkasa itu dilahirkan selamat ke dalam dunia.
Saat terindah itu tiba tepat ketika berat badan samuel mencapai 1,9 kilogram.Dokter menyatakan bahwa Arini diperkenankan menggendong bayi Samuel dengan kedua tangannya sendiri,dalam usia Samuel menginjak bulan ke-4,diketahui bahwa ia menderita asma dan harus berada di bawah pengawasan yang lebih teliti lagi.
Bersahabat dengan rumah sakit dan obat-obatan itulah masa kecil Samuel.Tubuhnya bertumbuh semakin besar dengan laju yang baik walaupun perlahan.Masa-masa berat bersama Samuel menjadi guratan kenangan pahit dan berat dalam kehidupan seorang Arini.Dalam keadaan anak sakit seperti ini,Kurniawan menjadi sangat jarang mencri-cari kesalahan dan mempermasalakan hal-hal yang tidak perlu,sesuatu yang selama ini menjadi kebiasaannya.
5:Tak Ada Jalan Keluar Dari Sebuah Keputusan
Puncak penderitaan Arini Tiba
Pada suatu hari libur Kurniawan menemani istrinya dan Frederika berbelanja di pusat perbelanjaan.Arini melangkah sambil menggenggam tangan Frederika yang mengikuti alunan kaki mamanya secara perlahan.
Kamu berjalan terlalu cepat,nggak bisa apa jalan pelan sedikit?apa sih yang kamu mau cari sebenarnya?suara lelaki itu terdengar berteriak ke arah Arini,dan benar saja detik berikutnya,Arini hanya merasakan Kurniawan menyeret dirinya dan Frederika untuk mengakhiri”jalan-jalan”keluarga mereka.Di perjalanan Kurniawan membawa mobil mereka seperti kesetanan.pedal gas diinjaknya dengan kuat-kuat,sehingga membuat Arini dan Frederika menjadi ketakutan.
0 comments:
Posting Komentar