Website Resmi SMP Negeri 1 Ile Ape Timur Kabupaten Lembata

Penanaman Pohon di Desa Lamawolo

Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Ile Ape Timur menanam pohon di Lokasi bencana Desa Lamawolo sebagaia rangkaian aktivitas projek P5 Tema Gaya Hidup Berkelanjutan.

Siswa Kelas VII mendesain poster dengan aplikasi canva untuk promosi wisata budaya Ile Ape Timur

Foto bersama setelah tanggungan misa hari minggu di Stasi Tokojaeng

Proses Syuting film Pendek

Bersama Duta Rumah Belajar melakukan syuting film pendek di Desa Lamawolo.

Siswa Kelas VIII SMPN 1 Ile AP Timur tampilkan buasana dan tarian daerah meriahkan acara pembagian buku rapor

Presentasi makalah oleh siswa kelas IX sebagai persyaratan kelulusan

Selasa, 26 April 2022

UJIAN PRAKTIK, KEMBANGKAN KETERAMPILAN ANAK DIDIK.

UJIAN PRAKTIK, KEMBANGKAN KETERAMPILAN ANAK DIDIK.

SMP Negeri 1 Ile Ape Timur, Kabupatel Lembata  telah menggelar Ujian Praktik bagi siswa- siswa kelas IX tahun Pelajaran 2021/ 2022. 
Anak didik dilatih dan diasah kemampuannya yang terintegrasi dalam setiap mata pelajaran. 
Senin, 25 - 28 April 2022 adalah waktu yang disiapkan lembaga SMP N 1 Ile Ape Timur untuk melakukan kegiatan Praktik bagi siswa- siswi tersebut. 
Hari senin, 25 April 2022 terlihat anak memeragakan beberapa gerakan Tarian seperti Tarian Turun Kebun, Tarian Minang, Tarian Nuhe Lute (Nelayan yang sedang mecari ikan).

Tarian Turun Kebun



                                                                        Tarian Minang
                                                                Pertunjukan Busana Lamaholot

                                            Pose Pengawas, 

Lamatokan, 25 April 2022


Sabtu, 23 April 2022

US Spensa Iltim


Siswa-siswi Spensa Iltim sedang mengerjakan US Tahun Pelajaran 2021-2022







 

Jumat, 22 April 2022

Alam Jiwa Kita

 

Alam Jiwa Kita

Oleh Yohanes Paulus Ola Demonloku

Foto: Pulau Siput Sare Dame

Alam adalah payung kehidupan bagi segala makhluk hidup dan mati yang terkandung di dalamnya. Makhluk hidup memerlukan alam sesuai kebutuhannya. Begitu pun makhluk yang tak bernyawa tentu menempatkan posisi sediakala penciptaan pemula dari Yang Maha Kuasa. Ketika kita melindungi dan memperbaharui alam secara berkelanjutan tentu alam pun memberi kita nafas yang panjang yang hidup dan menghidupkan. Sebaliknya, alam dibaharui dengan tidak dibaharui maka akan mendatangkan malapetaka. Alam membuat kita menangis, merintih, dan tentunya berujung DUKA NESTAPA.

Berbagai bencana alam yang terjadi belakangan ini seperti erupsi Gunung Ile Lewotolok, banjir bandang 4 April 2022 yang memporak- porandakan beberapa wilayah di negeri ini, dan sebagainya, sebenarnya bukan sekedar fenomena alam biasa tetapi merupakan buah dari perbuatan manusia yang telah salah mengelola alam.

Banjir dan tanah longsor pada musim penghujan terjadi akibat ulah masyarakat merusak hutan secara liar. Banyak masyarakat yang membudidayakan ternak (kambing) yang membutuhkan dedauanan setiap hari namun tidak berpikir bahkan berbuat untuk bagaimana daun itu ada? dan Apa manfaat pohon?

Peternak berlomba-lomba untuk menebang pagi,siang,dan sore hari di lahan-lahan hijau sehingga semakin sedikit tempat untuk menampung air hujan, dan sebagai akibatnya pada musim kemarau terjadi kekeringan dan pohon pun ikut binasa dengan tangan jahil para perusak alam.

Ada perilaku lainnya yang juga menjadi penyebab tragedi ini. Dahulu kala,nenek moyang kita menempati pemukiman dengan berbagai cara dan mempertimbangkan struktur tanah dan alam. Dengan kemampuan mereka yang serba terbatas saat itu nenek moyang telah membuat "beliko" (bebatuan yang disusun berbanjar di pinggir kmpung) untuk mencegah dan melindungi ketika intensitas hujan tinggi. Hal ini telah terpikirkan dan dibuat oleh nenek moyang secara permamen dam berkelanjutan demi anak cucu dalam wilayah itu. Namun, Semua sia-sia belaka. Lagi-lagi tangan-tangan perusak kembali merabah dan merusak dengan cara berpikir instan.

Peternak dan penambang batu "beliko" tersenyum manis karena sesen dua sen telah masuk ke kantong pribadi mereka. Tapi,apakah mereka berpikir tentang dampak buruk perbuatan ini???

Mungkin....... Semua ini karena tuntutaan ekonomi keluarga. Nah,,,,alasan klasik. "Dunia tak selebar daun kelor" Berusaha dan berupayalah tanpa mengorbankan orang lain dan isi alam lainnya.

Pandangan saya bahwa lingkungan dan manusia diciptakan membentuk suatu ikatan ibarat suami isteri, saling membutuhkan dan saling menjaga. Alam diciptakan dalam sistem yang padu dan kokoh dan tentu "tak dapat diceraiberaikan". Kita yang mendiami wilayah bumi wajib menjaga ketentuan hukum alam yang pasti,teratur,dan konsisten. Alam tak mengenal kata negosiasi. Menjaga alam tidak mengenal kompromi.

Seperti yang sudah saya gambarkan tersebut bahwa masyarakat (pemilik,penghuni,dan pemerintah) memiliki peran untuk mengeksplorasi kekayaan bumi untuk kemanfaatan alam seluas-luasnya bagi kita sendiri. Namun,bereksplorlah dengan penuh kesadaran dan berkelanjutan. Eksplorasilah dengan tetap menjaga kekayaan agar tidak punah sehingga generasi selanjutnya dapat melanjutkan ekplorasi itu. Eksplorasi tanpa menghilangkan keaslian alam itu sendiri sehingga alam terus berdamai dengan kita. Jangan sebaliknya, Mala petaka menjemput masyarakat barulah  kita berpikir untuk melakukan aksi jitu "Sare Dame" dengan alam. Sebuah aksi yang tidak diatur secara hukum oleh alam. Itu ulah kita terhadap alam dan saatnya kita juga yang harus berulah untuk alam.

Namun dalam perkembangan saat ini tuntutan kebutuhan hidup manusia yang semakin bertambah menyebabkan semua kebutuhan tersebut diberatkan kepada alam melampaui daya dukungnya. Kondisi ini didorong oleh perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi. Bangunan raksasa merajalela wilayh alam. Alam tak bersalah,namun mengalirnya banyak uang ke desa-desa membuat masyarakat berpikir instan dengan menggadaikan alamnya sendiri dengan uang. Kita melihat bersama bahwa setelah dibangunnya gedung megah tetapi tidak dimanfaatkan gedung tersebut sesuai peruntukannya. Lahan yang hijau telah digadaikan dengan rupiah dan hasilnya tidak dinikmti sepanjang hayat.

Manusia terlalu banyak memanfaatkan alam sehingga menyebabkan terjadinya perubahan tatanan kehidupan dan hukum alam. Akibatnya, alam mengalami perubahan dan kerusakan yang pada akhirnya berdampak pada kehidupan manusia.

Oleh karena itu, diakhir tulisan ini saya mengajak kita melihat alam layaknya kita memandang istri/ suami, dan anak dengan penuh kasih. Melihat dengan sadar tanpa harus menyakitinya. Bila melihatnya tandus dan kian gundul hendaklah “gondrongkan” alammu dengan aksi “Hijaukan Bumi”. Bila melihatnya kehausan dan kekeringan, segarkan alammu.

“Ayo, Hijaukan Alammu dengan 1000 Anakan”

Budayakan potong 1 pohon,tanam 5 pohon demi anak dan cucu kita.

Pastikan cucu cece kita jangan mencaci maki kita pada saatnya mereka menghuni alam yang telah kita huni. (*ypo)

SIMPATIKA Edisi I


Kamis, 21 April 2022

Menggemakan Pendidikan Karakter di Sekolah dengan “Profil Bintang”

 

Menggemakan Pendidikan Karakter di Sekolah 

dengan “Profil Bintang”

 

(Oleh: Kristoforus Lera)



Kurikulum Nasional yang dipakai saat ini di sekolah-sekolah seluruh Indonesia menempatkan sikap (karakter) sebagai aspek yang sangat penting  dalam proses pendidikan. Sikap diletakan pada posisi pertama, sebelum aspek pengetahuan dan keterampilan. Landasan utamanya adalah bahwa proses pendidikan bukan hanya membentuk pengetahuandan keterampilan saja tetapi juga membentuk dan mengembangkan sikap agar anak berperilaku sesuai norma-norma dalam masyarakat. Sikap atau karakter yang baik akan menjadi jembatan menuju pencapaian aspek pengetahuan dan keterampilan yang baik. Suyadi (2013) dalam tulisannya menyatakan bahwa anak dengan sikap baik akan berimbas pada pencapaian aspek pengetahuan dan keterampilan yang baik pula. Dalam hal ini sikap menjadi fondasi atau landasan bagi pencapaian aspek pengetahuan dan keterampilan.Bahkan lebih lanjut dikatakan bahwa keberhasilan siswa kelak ditentukan oleh 80% kecerdasan emosional (karakter) dan hanya 20% kecerdasan intelektual.

Namun demikian fakta menunjukkan bahwa pendidikan sikap atau karakter  kurang mendapat tempat dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Mulyasa (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa banyak sekolah di Indonesia   hanya fokus mengejar aspek pengetahuan dan keterampilan. Acuannya bahwa suatu sekolah dikatakan berhasil bila anak didiknya memperoleh nilai pengetahuan (kognitif) yang tinggi, misalnya ditunjukkan dengan nilai ujian nasional (UN) yang tinggi. Anak yang berhasil adalah anak dengan nilai UN yang tinggi. Imbasnya adalah seluruh energi sekolah hanya terfokus pada UN dan mengesampingkan aspek sikap.

Hal ini melenceng dari tujuan pendidikan nasional kita yakni mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab (UU no.20 tahun 2003). Rumusan tujuan ini lebih menitikberatkan pada aspek sikap/karakter yang diharapkan dapat dicapai oleh manusia Indonesia lewat pendidikan.Oleh karena itutidak berlebihan jika Kurikululum 2013 menjadikan aspek sikap/karakter sebagai prioritas utama dalam penyelenggaraan pendidikan.

Dalam pembentukan karakter (moral) ada tiga komponen yang harus dilewati setiap anak yakni pengetahuan tentang moral, perasaan moral, dan perbuatan moral (Lickona, 2004).Dalam konteks sekolah pengetahuan moral bisa dimplementasikan guru dengan menceritakan kisah kepahlawanan, kisah hidup orang bijak dan sebagainya.Sekolah juga bisa mempromosikan nilai-nilai moral lewat media sekolah seperti mading, buletin, poster, majalah, aturan atau tata tertib sekolah yang ditempel pada tempat-tempatstrategis sekolah.

Aspek selanjutnya dari pembentukan nilai moral adalah perasaan moral. Setelah mengetahui nilai-nilai moral, siswa dengan sendirinya akan merasa atau menghayati nilai-nilai moral yang diketahuinya itu.  Perasaan moral seperti saling menghormati, kasih sayang, empati, peduli dan sebaginya yang telah diketahui siswa dengan sendirinya akan dirasakan oleh siswa.

Aspek berikutnya adalah perbuatan moral, seperti pembiasaan yang baik di sekolah.Siswa dibiasakan untuk melakukan hal-hal baik di sekolah.Dalam konteks sekolah pembiasaan ini mutlak diperlukan.Seseorang tidak dilahirkan dengan sikap moral tertentu tetapi sikap terbentuk sepanjang perkembangannya.Oleh karena itu sikap baik harus selalu dibiasakan di sekolah. Hal-hal sederhana bisa dipraktekkan di sekolah: keteladanan guru, teguran spontan saat guru mengetahui sikap siswa yang tidak sesuai, datang tepat waktu, buang sampah pada tempatnya,  baris-berbaris di depan kelas (budaya antri), berdoa sebelum dan sesudah kegiatan, mengucapkan salam bila bertemu orang lain, membersihkan ruang kelas tempat belajar, dan sebagainya.

Hal-hal seperti yang diuraikan di atas merupakan contoh aktivitas sederhan yang sudah biasa dilaksanakan di sekolah, namun kurang mendapat tempat dalam proses pembelajaran di sekolah. Penyebabnya adalah bahwa aspek sikap dipandang terpisah dari aspek kognitif dan psikomotor dalam proses pembelajaran, termasuk di dalamnya penilaian dan juga reward. Sekolah-sekolah pada umumnya  hanya memberi tempat untuk penilaian pengetahuan dan keterampilan. Reward yang diberikan juga hanya untuk siswa dengan aspek kognitif dan psikomotor yang baik. Siswa dengan sikap yang baik sepertinya diabaikan dalam penilaian sekolah.

Oleh karena itu sudah saatnya pendidikan karakter (sikap) mendapatkan porsi utama dalam penyelenggaraan pendidikan kita. Pendidikan karakter harus digaungkan kembali dalam proses pembelajaran di sekolah. Dalam konteks sekolah implementasi pendidikan karakter perlu dipertegas lagi. Indikator-indikator  sikap harus dirumuskan jelas termasuk reward dalam proses pembelajarn di sekolah. Guru perlu menyusun panduan penilaian sikap, aspek-aspek yang dinilai, indikator ketercapaian dan juga memberikan reward kepada siswa yang memenuhi kriteria ini. Reward terahadap aspek sikap perlu diberikan sebagai ajang promosi sikap, agar siswa tahu, merasa, dan mempraktekan nilai-nilai moral yang diajarkan sekolah.

Seperti halnya penilaian kognitif dalam kurikulum 2013 yang dilaksanakan secara berkala selama satu semester (mislanya: penilaian harian, penilaian tengah semester dan penilaian akhir semester), hendaknya penilaian sikap juga diberikan secara berkala selama satu semester. Tujuannya adalah agar aspek sikap lebih bergema dalam proses pembelajaran di sekolah. Sikap bisa mendapat porsi yang berimbang atau bahkan lebih dalam pembelajaran.

Di sini penulis menawarkan metode “Profil Bintang”  untuk mengakomodir penilaian sikap siswa di sekolah. Siswa pada setiap kelas diseleksi oleh wali kelas dengan mempertimbangkan masukan dari guru mata pelajaran, untuk memperoleh profil bintang kelas.Selanjutnya siswa diberi penghargaan sebagai “bintang kelas” pada setiap minggu atau setiap bulan, tentunya disesuaikan dengan kesiapan sekolah.Bintang-bintang kelas ini diseleksi untuk menentukan “bintang sekolah” pada akhir semester. Semakin besar frekuensi pemberian “bintang” akan semakin efektif pembelajaran aspek sikap, karena semakin banyak upaya yang dilakukan akan semakin besar pula peluang kesuksesan dalam pembelajaran.

Siswa yang menjadi bintang adalah siswa yang paling memenuhi kriteria yang telah ditetapkan sekolah. Sebagai penghargaansiswa diberi hadiah dan profil siswa yang menjadi “bintang” dipublikasikan kepada seluruh komponen sekolah lewat media-media yang ada di sekolah,  seperti mading sekolah, buletin/majalah sekolah, poster-poster atau juga diumumkan saat apel bendera hari senin. Selain itu, kriteria penilain bintang juga dibacakan atau dipublikasikan.Hal ini penting agar aspek-aspek sikap yang dinilai, lebih bergema dan memacu siswa untuk memberikan perhatian lebih pada aspek-aspek sikap dalam kesehariannya di sekolah.

Langkah ini mungkin terbilang sederhana tetapi bila dilaksanakan dengan sungguh-sungguh akan memberikan dampak yang besar terhadap perkembangan sikap siswa. Sikap tidak terbentuk dengan sendirinya tetapi butuh proses, butuh latihan. Karena itu sekolah sebagai lembaga pendidikan yang bertangungjawa atas pembentukan karakter siswa perlu serius memperhatikan hal-hal ini. Seluruh komponen sekolah harus bersungguh-sungguh mendukung proses pembentukan karakter siswa. Dan yang terpenting  adalah komitmen guru untuk selalu dan senantiasa mengimplementasikan nilai-nila moral ini dalam pembelajaran di kelas atau juga dalam kegitan ekstrakurikuler. Guru harus lebih gencar mengenalkan dan membiasakan nilai-nilai moral ini dalam seluruh aktivitas sekolah, agar aspek sikap mendapat perhatian lebih dan bahkan menjadi bintang dalam penyelenggaraan pendidikan kita.

 

 

Rabu, 20 April 2022

Album Spensa Iltim

 









Selasa, 19 April 2022

Spensa Iltim Selenggarakan US Tahun 2022

 SMP N 1 Ile Ape Timur Selenggarakan Ujian Sekolah


(Foto: Siswa sedang mengerjakan soal)

Lamatokan, 20 April 2022Sebanyak 49 siswa SMP N 1 Ile Ape Timur melaksanakan Ujian Akhir Sekolah. Pelaksanaan Ujian Akhir Sekolah ini dilakukan secara tatap muka yang dimulai 20 - 26 April 2022. Penerapan ujian ini dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan sesuai ketentuan SKB menteri tentang panduan pembelajaran pada tahun pelajaran 2020/ 2021 pada masa pandemi covid 19. "Ujian Akhir kali ini kita selenggarakan dengan penerapan protokol kesehata secara ketat sehhingga tidak membuat para orang tua dan anak itu sendiri tidak terkesan panik dan takut dalam mengikuti ujian", Ungkap Siprianus Tupeng,S.Pd. selaku kurikulum SMP N 1 Ile Ape Timur, 20 April 2022.

Di tengah suasana bencana yang telah menimpah wilayah Kecamatan Ile Ape Timur mulai Erupsi Gunung Ile Lewotolok 9 N0vember 2020 dan dilanjutkan dengan peristiwa banjir bandang 4 April 2021 terlihat semangat para siswa- siswi dan para guru tak perna pudar dalam menata pendidikan. Hal ini nampak jelas sepanjang proses belajar di SMP N 1 Ile Ape Timur  sejak erupsi hingga banjir bandang dengan sistem berkunjung ke rumh pengungsian (luring) dan pelaksanaan secara daring. "Kami sangat senang dengan pelayanan bapak/ibu guru SMP N 1 Ile Ape Timur karena walaupun kita ditengah bencana dan tinggal mengungsi tetapi para guru masi berkunjung dan memberikan pelajaran untuk anak kami", ujar Antonius Ngaji Wahang, selaku Ketua Komite SMP N 1 Ile Ape Timur. Pihak orang tua mengaku bangga dan dengan kehadiran para guru yang selalu melayani anak dengan tulus dan berkorban walaupun dalam suasana bencana.  

"Pelaksaanaan ujian kali ini kita terapkan secara tatap muka, dengan menerapkan protokol kesehatan. Kita berusaha semaksimal mungkin untuk memberi kenyamanan kepada para siswa saat mengikuti ujian agar mereka tidak trauma dengan kejadian bencana yang mereka alami." kata Kepala Sekolah SMP N 1 Ile Ape Timur, Kristoforus Lera,S.Pd. Selasa, 20 April 2022. Ia mengatakan bahwa semenjak covid- 19 melanda negeri ini baru pertama kali kita selenggarakan ujian akhir dengan tatap muka. Kristo pun mengakui bahwa persiapan panitia dalam menyelenggarakan ujian ini sangat baik, dan semoga berjalan sampai lancar hingga selesai. Pelaksanaa ujian sekolah ini pun harus didukung oleh semua pihak untuk mengawasi pelaksanaannya hingga tuntas. " Saya mengapresiasi kinerja paniti ujian sejak perencanaan dan kita siap melaksanakannya nanti mulai tanggal 20 - 26 April dengan baik dan penuh tanggung jawab". Ia menambahkan, ujian sekolah bertujuan untuk menilai hasil belajar perserta didik secara menyeluruh dan total. Sehingga, out put anak menjadi produk unggulan SMP N 1 Ile Ape Timur.

Panitia membenarkan hal ini ketika ditemui secara langsung. Adapun pelaksanaan ujian di SMP N 1 Ile Ape Timur dengan Sistem on- line. Sekolah menyediakan fasilitas (tablet dan chrome book) dan disiapkannya jaringan dengan fasilitas orbit secukupnya. "Kita berusaha untuk menyediakan fasilitas yang cukup untuk memudahakan anak saat bekerja secara on-line. Mudah- mudahan saat pelaksaanaan jangan ada kendala seperti arus listrik lumpuh total", Ujar Ketua panitia Ujian, Leonardus penebang,S.Pd. Memang sebuah fakta yang tak bisa dihindarkan di wilayah ini, karena arus listrik yang terkadang putus.
Terlihat  para siswa begitu semangat dan senang dalam mengikuti proses ujian ini. "Kami sangat senang dengan pelaksanaan ujian ini. Kami sangat terbantu karena selain membaca, menulis. namun kami pun dilatih untuk bisa menguasai IT", Ungkap Intan, salah satu peserta Ujian, 20 April 2022. Untuk diketahui bahwa para siswa SMP N 1 Ile Ape Timur berdomisili di beberapa desa mulai dari Desa lamawolo, Lamatokan, Bao Lali Duli, dan Desa Lamau.

Hingga saat ini suasana bahagia dalam pembelajaran itu tetap bersinar di wajah para guru, anak didik, dan para orang tua. Diselenggarakannya ujian sekolah bagi anak didik kelas 9 merupakan evaluasi akhir anak didik dalam menuntaskan pembelajaran selama 3 tahun di SMP N 1 Ile Ape Timur. Sebagai prasyarat untuk kelas 9 di SMP N 1 Ile Ape Timur ketika menamatkan sekolah wajib menghasilkan beberapa karya ilmiah. Dalam mendukung prasyarat ini lembaga SMP N 1 Ile Ape Timur memacu para siswa dalam berproses menghasilkan karya ilmiah berupa menghasilkan tulisan ilmiah.  Beberapa karya lainnya yang dihasikan para siswa seperti Pantun, Puisi, Cerpen berdasarkan pengalaman sendiri, Opini, dan pelatihan menulis berita kemudian diterbitkan pada Mading Sekolah dan dimuat ke dalam Website Sekolah. (*ypo)



(Pengawas Ruang sedang memantau siswa)

Senin, 18 April 2022

Gerakan Literasi Sekolah


Pertama kali saya mendengar istilah Gerakan Literasi Sekolah saya bertanya-tanya pada diri saya sendiri “seperti apakah kegiatan itu”. Dengan latar belakang pengalaman pendidikan yang saya miliki, saya mencoba mereka-reka mungkin Gerakan yang dimaksud berkaitan dengan kegiatan membaca.

Seperti yang sering dilakukan orang pada umumnya, akhirnya saya pun segera mencari tahu tentang hal tersebut melalui internet. Dan ternyata benar dugaan saya, bahwa gerakan literasi sekolah adalah suatu gerakan yang mengajak seluruh elemen sekolah untuk mulai membudayakan kegiatan membaca dalam kegiatan sehari-hari mereka. Semakin besar rasa penasaran saya untuk mencari tahu alasan kenapa gerakan ini menjadi sebuah gerakan nasional dalam dunia pendidikan di Negara kita. Setelah menelusuri lebih jauh akhirnya saya mendapatkan informasi bahwa gerakan ini digalakkan di negara kita dengan pertimbangan hasil Uji literasi membaca, International Results in Reading, Indonesia menduduki peringkat ke-45 dari 48 negara peserta. Hasil laporan tersebut membuktikan bahwa meski negara kita telah melaksanakan program wajib belajar 9 tahun, namun ternyata kita belum mendapatkan hasil yang maksimal dalam hal keterampilan membaca.

Mengetahui semua informasi tentang gerakan literasi sekolah saya menjadi merasa sangat tertarik dan tertantang dengan program pemerintah tersebut. Pertanyaan kembali muncul dalam diri saya “apa yang harus saya lakukan untuk mewujudkan program ini”. Bersyukur bahwa pertanyaan besar dalam diri saya segera terjawab. Kepala sekolah merespon positif gerakan literasi sekolah dengan melakukan beberapa perubahan dalam jadwal kegiatan belajar mengajar di sekolah dengan cara menambahkan waktu 15 menit di awal pelajaran untuk kegiatan membaca mandiri bagi seluruh elemen sekolah. 

Sebagai wali kelas di kelas VII, saya segera menindaklanjuti instruksi kepala sekolah yang merupakan perpanjangan dari program pemerintah yang diselenggarakan secara nasional tersebut. Dengan penuh semangat saya mulai membangun motivasi anak didik saya. Secara sederhana saya menjelaskan bahwa sekolah telah membuat program gemar membaca. Oleh sebab itu saya memerintahkan anak-anak untuk membawa buku jenis dan judul apa saja yang mereka sukai untuk dibawa ke sekolah dan dibaca selama 15 menit sebelum memulai pelajaran.

Tidak seperti yang saya bayangkan. Semangat menyikapi gerakan literasi yang berkobar dalam diri saya ternyata tidak sejalan dengan respon dari anak-anak. Banyak anak yang segera melaksanan perintah saya, namun beberapa ada yang tidak membawa dengan alasan tidak punya buku, sebagian mengatakan malas membaca bahkan ada beberapa yang mengambil sikap tidak peduli. Saya melihat gejala tidak ada kesadaran untuk mulai gemar membaca. Sambil terus memberi motivasi tentang pentingnya membaca, saya mulai mendaftar siapa saja yang sudah membawa dan mulai membaca buku dan siapa saja yang belum. Tindakan ini mungkin sedikit menyimpang dari gerakan menumbuhkan gemar membaca tapi di sisi lain saya ingin menegakkan rasa disiplin siswa. Dan akhirnya secara bertahap, semua siswa dalam kelas saya membawa buku dan bisa melaksanakan program 15 menit membaca mandiri yang ditetapkan oleh sekolah.

Merintis sebuah pembaharuan untuk menuju sebuah perubahan memang bukanlah hal yang mudah. Satu minggu sudah program membaca mandiri selama 15 menit dijalankan, namun dalam perjalanan sepekan itu belum semua anak benar-benar suka membaca buku yang menjadi pilihannya. Beberapa anak masih asyik ngobrol dan bercanda dengan temannya selama 15 menit waktu yang disediakan untuk gerakan literasi sekolah. Bahkan ada juga anak yang hanya diam melamun atau memandangi bukunya tanpa membaca satu kalimat pun.

Sekali lagi sedikit penyimpangan tahap pembiasaan perlu dilakukan. Saya mulai membuat evaluasi terhadap kegiatan literasi selama satu minggu dan merubah strategi kegiatan. Minggu berikutnya saya meminta anak-anak untuk menuliskan 5 kalimat ringkasan dari apa yang dibaca selama 15 menit. Ringkasan tersebut dituliskan dalam sebuah buku dengan mengikuti format yang saya berikan. Satu demi satu ringkasan saya periksa setiap hari selama anak-anak membaca mandiri. Ada banyak hal menarik yang saya temukan dari strategi baru yang saya terapkan. Beberapa anak mulai menunjukkan bakat menulis mereka melalui rangkaian kalimat-kalimat pendek yang merupakan intisari dari literatur yang mereka baca setiap hari. Saya merasa gembira dengan perkembangan kemajuan yang ditunjukkan anak-anak melalui kegiatan gemar membaca. 

Namun bukan keindahan namanya jika semua berjalan sesuai dengan harapan. Di samping anak-anak yang menunjukkan perkembangan baik, masih ada juga anak-anak yang menunjukkan gejala tidak ada perkembangan apa pun. Beberapa anak masih juga tidak mau membaca meski sudah diberikan beban tagihan yang sedikit berat. Mereka lebih suka untuk menghabiskan waktunya dengan berdiam diri atau bercerita dengan temannya. Jika di salah satu sisi ada anak yang mulai menunjukkan bakat menulisnya dari program kegiatan literasi, ternyata di sisi lain juga ada anak yang masih ketinggalan dalam hal menulis. Beberapa anak masih belum menguasai cara menulis kata atau kalimat yang baik dan benar. Hal ini sudah sepatutnya menjadi bahan refleksi dan mendapat perhatian lebih dari kita semua sebagai seorang pendidik, karena baik secara langsung maupun tidak langsung kegiatan membaca akan berkaitan dengan menulis.

Dari pengalaman ini dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa membangun kesadaran untuk gemar membaca ternyata bukanlah pekerjaan yang mudah, masih perlu banyak dilakukan kegiatan kreatif demi untuk mendorong kesadaran gemar membaca; dan bahwa memang benar pemerintah perlu melakukan program peningkatan kesadaran gemar membaca bagi seluruh warganya demi untuk memperbaiki kualitas pendidikan masyarakat pada khususnya serta kualitas sumber daya manusia di Indonesia pada umumnya.

 

Jumat, 08 April 2022

Profil Sekolah

 

Rabu, 06 April 2022

Renungan Katholik

 

Renungan minggu  ke2 30-01-2022          

Oleh:    (Okasianan Putri Enggarle)

                                 Nabi yeremia 

  Bpk/ibu soudara/soudari umat Allah yang terkasih dalam kristus.

  Bacaan pertama hari ini Nabi yeremia menceritakan panggilan sebagai nabi.

  Bpk/ibu soudara/soudari umat Allah yang tekasih dalam kristus.

  Yang perluh kita semua tau,bahwa panggilan sebagai Nabi adalah panggilan,yang harus 

  Menanggung banyaka penderitaan,karena penolakan oleh umat 

 

Sebagai Nabi dia harus menerima,konsekuensinya.

Sebagai Nabi bahwa dia akan di tolak,

Tuhan bersabda,”mereka akan memerangi engkau,tetepi tidak akan mengalahkan 

engkau, sebab aku menyertai engaku untuk melepaskan,engakau,demikianlah firman Tuhan,”.

 

Pesan moral : janganlah hai kamu umat Allah takut akan segala halangan yang menimpa-mu,tetapi percayalah bahwa kamu akan baik-baik saja,karena Allah selalu menyertai-mu untuk selama-lamanya Amin. 

 

Renungan minggu ke1 16-01-2022

                                                  Tuan pesta

 Bpk/ibu soudara/soudari umat Allah yang terkasih dalam kristus.

bacaan suci tadi,mengungkapkan kesulitan yang melanda tuan pesta,ketika

Pesta nikah di kota kana yang sedang berlangsung.mereka mengalami kehabisan anggur situasi yang kalang kabut ini,Bunda Maria tampil sebagai tokoh penolong yang handal

  Bpk/ibu soudara/soudari umat Allah yang terkasih dalam kristus.

sikap Bunda Maria,seperti yang di katakan di atas,sudah beda jauh dengan sikap manusia jaman sekarang,yang tak lagi iklas solider dengan sesama,yang di timpa kemalangan dan penderitaan.

Bunda Maria adalah figur yang selalu menyatu dengan sesama.

Bunda Maria tidak akan berhenti menangis.

Bunda Maria selalu ikut menderita bersama orang yang menderita.i

 

 Pesan moral ; kita semua harus bisa meniru sikap Bunda Maria,dan bukan mementingkan  diri sendiri.



Renungan minggu ke3 23-01-2022

                              Umat terpilih tidak setia pada perjanjian dengan Allah

 Bpk/ibu soudara/soudari yang di kasihi Allah.

Umat terpilih tidak setian pada perjanjian dengan Allah.karena itu,mereka mengalami pembuangan.Mereka menyesal dan bertobat.   

   Allah menyelamatkan mereka mereka lagi.maka,mereka membarui perjanjiaan yang              berintikan kesetiaan untuk membaca,mendengarkan,merenungkan,dan melaksanakan   …

sabda Tuhan.

Lewat sabda-nya,Tuhan hadir dalam hidup manusia,memberikan sukacita dan penghiburan.

Itulah yang mengubah duka cita menjadi sukacita.

Supaya sukacita itu bbertahan dan bertambah maka harus dibagi kepada sesama.

Dengan kata lain bersatu dengan sesama dan Tuhan.

   Itulah yang membentuk tubuh sosial dalam spiritual.dalam bacaan ke2, paulus membandingkan persatuan spiritual seperti tubuh manusia dengan dengan anggotanya (1 kor 12 : 12 - 50 ).

   Semua anggota berbeda dengan perannya masing-masing,tetepi bersatu untuk membentuk tubuh yang satu dan sama sebagai kekuatan dan perwujudtan diri bersama.

 

Semua dalam satu,satu dalam semua.

untuk dan dalam semua hal.Disini,semua merasa sama dan saling bergantung.

Oleh Roh,persatuan tubuh mistik itu di gelapi,berpusat dan berpuncak pada Yesus kristus yang di urapi ( Luk.1:18 )

 Tubuh mistik kristus harus selalu membawa pembebasan bagi orang tawanan dan tertindas,penglihatan bagi orang buta,dan kabar baik bagi orang miskin.dan penglihatan bagi orang-orang tertindas, untuk memberikan Tuhan Rahmat Tuhan telah datang.

  Kemudian dia menutup kitab itu,memberinya kembali kepada penjabat,lalu duduk,dan mata  semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepadanya.

Lalu ia memulai mengajar mereka,katanya.”

Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarkannya.

 

Game Integer Card

 Permainan  Kartu Bilangan Bulat

by: Kristoforus Lera

Integer Card Game (ICG) merupakan permainan dengan menggunakan seperangkat kartu bernomor yang dikembangkan sendiri oleh penulis. Tujuannya adalah untuk memperkuat pemahaman siswa terhadap materi pengurangan dan penjumlahan bilangan bulat.  Permainan ini melibatkan seluruh siswa  yang terbagi dalam kelompok-kelompok dan dimaksudkan untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai materi pelajaran  yang diberikan.

Permainan ini menggunakan 40 kartu yang berisi 2 set kartu bilangan positif (1 sampai 10) dan dua set kartu bilangan negatif (-1 sd -10). Pasangan kartu positip berwarna hitam dan pasangan kartu negatif berwarna merah, dengan bulatan-bulatan merah dan hitam sebanyak nomor kartu. Ilustrasinya dapat disajikan dalam gambar berikut.

ICG dilakukan secara berkelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 siswa. Banyak kelompok disesuaikan dengan banyak siswa dalam kelas. Dalam pembelajaran ini peneliti mengelompokkan siswa ke dalam 6 kelompok dan permainan terbagi dalam dua grup. Kelompok 1-3 bertanding dalam satu grup dan kelompok 4-6 bertanding dalam grup lainnya.  Permainan dalam grup (babak penyisihan) dilakukan sebanyak 5 kali untuk menentukan pemenang grup yang selanjutnya akan menantang pemenang grup lainnya. Pememnang grup adalah pemenang terbanyak dari 5 kali permainan tersebut. Selanjutnya pemenang grup saling berhadapan untuk menentukan pemenang kelas.

Aturan permainannya adalah sebagai berikut:

  1. Tiap grup menentukan sebuah bilangan yang akan dipakai sebagai acuan permainan dan selanjutnya melakukan undian untuk menentukan kelompok yang pertama bermain.
  2. Kartu dikocok dan dibagikan sebanyak 7 kartu pada tiap kelompok. Sisa kartu diletakan di tengah-tengah meja permainan.
  3. Kelompok pertama (pemenang undian) meletakan  kartu ke atas meja sebanyak-banyaknya dengan jumlah sesuai bilangan acuan yang sudah disepakati sebelumnya untuk diamati dan diperiksa oleh kelompok lawan. Misalnya disepakati bilangan acuan adalah -2, maka semua pemain meletakan kombinasi kartu sebanyak-banyaknya berjumlah -2. Misalnya kartu -4 dan 2 atau juga kartu +3, +1, dan -6, dll.
  1. Jika tidak ada kartu yang berjumlah sesuai bilangan acuan, maka kelompok pemain pertama boleh mengambil satu kartu dari tumpukan kartu di atas meja.
  2. Jika tidak ada juga maka kelompok berikutnya akan memulai permaianan, dan seterusnya.
  3. Pemenang permainan adalah kelompok pertama yang kartunya habis terlebih dahulu.

Sebelum permainan dimulai, siswa terlebih dahulu mempelajari dan menguasai materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.  Kartu ICG bisa dipakai untuk mempraktekan secara nyata  penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Bulatan-bulatan merah dan hitam pada tiap kartu dijadikan media untuk memahami penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Aturannya adalah sebagai berikut:

  1. Bulatan hitam pada kartu bernilai positif dan bulatan merah bernilai negatif. Dua bulatan hitam bernilai +2 dan dua bulatan merah bernilai .

2. Satu bulatan hitam dan satu bulatan merah jika dipasangkan maka bernilai 0.

  1. Tambah (+) artinya ditambah atau diberi lagi, kurang (-artinya dikurang atau diambil, dan hasil artinya bulatan sisa atau yang tak berpasangan.
  2. Contoh operasi menggunakan karti ICG:

Tentukan hasil dari  -2 + 4 = …

Dari gambar (a) diketahui bahwa -2 + 4 diilustrasikan dengan mengambil kartu -2 dan +4 kemudian didempetkan bulatan –bulatan pada kedua kartu tersebut. Selanjutnya gambar (b) 2 bulatan merah berpasangan dengan 2 bulatan hitam, sehingga bernilai nol. Sedangkan sisa bulatan ada pada kartu hitam sebanyak 2. Maka hasil dari -2 + 4 adalah positif  2

atau -2 + 4 = 2.

Materi pengurangan dan penjumlahan bilangan bulat merupakan materi yang bersifat abstrak sehingga dibutuhkan media untuk membuat siswa memahami materi abstrak secara lebih mudah. ICG menjadi media konkret untuk membantu siswa memahami materi abstrak matematika. Dengan demikian ICG bukan hanya menjadi media permainan tetapi juga berfungsi sebagai alat peraga untuk memahamkan konsep penjumlahan dan pengurangn bilangan bulat.