Website Resmi SMP Negeri 1 Ile Ape Timur Kabupaten Lembata

Selasa, 05 April 2022

PENERAPAN E-MODUL INTERAKTIF BERBASIS PEMBELAJARAN PENEMUAN UNTUK MEMAHAMKAN KONSEP PECAHAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 NUBATUKAN

 

PENERAPAN E-MODUL INTERAKTIF BERBASIS PEMBELAJARAN PENEMUAN UNTUK MEMAHAMKAN KONSEP PECAHAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 NUBATUKAN

 

Kristoforus Lera

SMPN 1 Ile Ape Timur, kristoforuslera74@guru.smp.belajar.id

 

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan e-modul interaktif berbasis Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) dalam pembelajaran jarak jauh guna memahamkan konsep pecahan pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Nubatukan Tahun Pelajaran 2020-2021. E-modul ini dirancang menggunakan multimedia sesuai kebutuhan pembelajaran yakni: Liveworksheet, Powerpoint, Ispring Suite 9, Google Form, Flip PDF Coorporation, dan Website 2 APK Builder. E-modul berisi lembar aktivitas siswa interaktif, video pembelajaran, kuis interaktif serta materi esensial. Semua materi e-modul baik berupa tulisan, gambar, video ataupun link, diinput dalam aplikasi Flip PDF Coorporation dan dikonversikan menjadi aplikasi android dengan media Website 2 APK Builder agar bisa diinstal pada HP android. E-modul ini disusun dengan mengadopsi langkah-langkah Pembelajaran Penemuan yakni memahami masalah, menganalisis masalah, menyusun konjektur dan menarik kesimpulan. Pendekatan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif di mana peneliti ingin mendeskripsikan penerapan e-modul dalam pembelajaran, yang meliputi tiga tahapan yakni perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan e-modul interaktif berbasis Pembelajaran Penemuan dapat meningkatkan keaktifan siswa serta mampu memahamkan konsep pecahan pada siswa kelas VII SMPN1 Nubatukan. Hal ini ditandai dengan persentase keaktifan siswa yang mengikuti pembelajaran sebesar 90,63%; persentase ketuntasan klaksikal sebesar 87,5% dan persentase respon positif siswa terhadap e-modul sebesar 93,75%.  

 

Kata kunci: E-modul Interaktif, Discovery Learning

1.    Pendahuluan

Pandemi covid-19 mengubah pola pembelajaran di sekolah, dari pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran secara online. Untuk mengatur pelaksanaan pembelajaran di masa pandemi covid-19 ini, Kemendikbud mengeluarkan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 4 Tahun 2020 dan Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kemendikbud Nomor 15 Tahun 2020 yang mengatur tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran covid-19 di mana di dalamnya mengatur tentang kebijakan Belajar Dari Rumah (BDR). Kebijakan BDR dilaksanakan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan di mana pembelajaran dilaksanan melalui Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) baik Dalam Jaringan (Daring), Luar Jaringan (Luring) maupun kombinasi keduanya.

Kebijakan PJJ dalam implementasinya di SMPN 1 Nubatukan terkhusus pada mata pelajaran matematika, dilaksanakan melalui kombinasi pembelajaran daring dan luring. Pembelajaran daring dilaksanaka melalui zoom meeting dan WA grup di mana guru menjelaskan materi dan meminta siswa mengerjakan latihan soal yang ada dalam modul. Sementara untuk pembelajaran luring siswa mempelajari modul secara mandiri dan mengerjakan tugas-tugas yang ada dalam modul dan selanjutnya dikumpulkan ke sekolah.

Hasil evaluasi PJJ selama satu semester pada mata pelajaran matematika menunjukkan bahwa pembelajaran daring dengan kedua metode ini kurang diminati oleh kebanyakan siswa. Siswa kurang antusias bahkan tidak ingin terlibat ketika pembelajaran dilakukan melalui zoom meeting atau WA grup. Hasil wawancara peneliti terhadap beberapa orang tua siswa juga menyatakan hal yang sama bahwa siswa kurang bersemangat jika diminta mengerjakan tugas-tugas yang ada dalam modul. Mereka lebih senang bermain dengan HP atau menonton TV atau melakukan aktivitas lain selain belajar. Hal ini berdampak pada hasil belajar matematika siswa yang rendah.

Penyebab utama rendahnya semangat belajar siswa pada mata pelajaran matematika selama PJJ ini adalah bahan ajar yang kurang menarik dan pola pembelajaran yang monoton. Bahan ajar yang digunakan adalah modul berbasis kertas yang disusun oleh guru. Modul ini hanya memberikan ringkasan materi, contoh soal dan latihan soal yang harus dikerjakan oleh siswa dan kemudian dikumpulkan. Dalam pembelajaran yang dilakukan melalui zoom atau WA grup, guru hanya memberikan penjelasan singkat tentang materi dan contoh soal yang sudah ada di modul, selanjutnya siswa mengerjakan latihan soal dan diperiksa oleh guru. Oleh karena itu, perlu ada bahan ajar interaktif yang bisa diimplementasikan dengan metode pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat dan keaktifan siswa dalam PJJ.

Salah satu bahan ajar interaktif yang dibuat peneliti adalah dengan mengembangkan e-modul interaktif berbasis Pembelajaran Penemuaan pada materi pecahan. E-modul ini merupakan gabungan beberapa media (multimedia) baik berupa aplikasi maupun software komputer berbasis TIK dan internet yang disesuaikan dengan fungsinya dalam mendesain pembelajaran yakni: Liveworksheet, Powerpoint, Ispring Suite 9, Google Form, Flip PDF Coorporation, dan Website 2 APK  Builder. E-modul ini memuat Lembar Aktivitas Siswa (LAS) interaktif, video pembelajaran, kuis interaktif, materi esensial dan tes akhir.

E-modul interaktif ini disusun dengan mengadopsi langkah-langkah Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) yakni merumuskan masalah, menganasisis masalah, menyusun konjektur dan menarik kesimpulan (Hudojo, 2005). Materi e-modul diawali dengan penyajian masalah kontekstual tentang pecahan dan selanjutnya memberikan petunjuk untuk menyelesaikan masalah tersebut. E-modul juga dilengkapai dengan video tutorial terkait materi yang dipelajari dan juga kuis interaktif pada setiap akhir kegiatan untuk memperkuat pemahaman siswa.

Dalam pembelajaran siswa tidak hanya membaca materi atau mengerjakan soal dalam e-modul saja tetapi juga melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk memahami materi tersebut. Siswa mencoba berbagai kemungkinan ilustrasi yang menyatakan pecahan dengan mewarnai persegi-persegi satuan pada persegi panjang serta melengkapi jawaban pada kolom yang disediakan dalam e-modul. Siswa mengamati, menganalisa dan membuat kesimpulan atau penemuan dari hasil aktivitasnya terkait konsep-konsep pecahan yang dipelajari sesuai panduan dalam e-modul. Aktivitas ini disajikan dalam sebuah Lembar Aktivitas Siswa (LAS) interaktif yang bisa diinput atau dikerjakan oleh siswa dari HP androidnya sehingga sangat praktis dan menyenangkan.

Oleh karena itu, e-modul interaktif berbasis Pembelajaran Penemuan ini menjadi solusi efektif untuk mengatasi permasalahan dalam PJJ. Media pembelajaran interaktif yang diimplementasikan dalam pembelajaran yang menarik adalah solusi efektif dalam meningkatkan keaktifan dan pemahaman siswa yang mendalam terhadap materi yang diajarkan. Pernyataan yang sama juga dikemuakan oleh Komang (2017) dan Asmarani (2021) bahwa e-modul berbasis Pembelajaran Penemuan dapat meningkatkan keaktifan dan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Diharapkan jika siswa terlibat aktif dalam menemukan suatu prinsip dasar sendiri, ia akan memahami konsep dengan lebih baik, lebih ingat dalam jangka waktu yang lama, dan akan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif karena peneliti ingin mendeskripsikan penggunaan e-modul interaktif dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Nubatukan, Kabupaten Lembata Propinsi Nusa Tenggara Timur, dari bulan Agustus sampai bulan September 2021. Subyek penelitian adalah siswa kelas 7A SMP N 1 Nubatukan Tahun pelajaran 2021-2022. Peneliti bertindak sebagai pengamat dan penganalisa data serta melaporkan hasil penelitian.

Penelitian ini berlangsung dalam tiga tahapan yakni perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pada tahap perencanaan dilakukan identifikasi terkait permasalahan yang dihadapi selama PJJ dan solusi yang ditawarkan yakni e-modul interaktif berbasis Pembelajaran Penemuan. Selanjutnya pada tahap pelaksanaan peneliti menerapkan e-modul untuk menjawab permasalahan. Dan pada tahap evaluasi peneliti melakukan refleksi atas keberhasilan atau kegagalan dalam penerapan e-modul yang sudah dilakukan.

Teknik pengumpulan data adalah (1) Observasi; dilakukan secara berkala menggunakan lembar observasi aktivitas siswa untuk mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran menggunakan e-modul (2) Dokumentasi; catatan hasil pembelajaran/hasil tes dan hasil angket respon siswa setelah pembelajaran menggunakan e-modul, dan (3) wawancara; yaitu pengambilan data dengan menggunakan tanya jawab yang ditujukan kepada siswa dan orang tua/wali siswa. Selanjutnya data penelitian dianalisis mengikuti teknik analisis penelitian kualitatif yakni mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi lapangan dan studi dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan dalam unui-unit, melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola-pola, memilih mana yang penting dan membuat kesimpulan (Sugioyono 2019).

3. Pengembangan E-modul Interaktif

Produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini adalah e-modul interaktif yang dibuat menggunakan gabungan beberapa aplikasi sesuai kebutuhan pembelajaran, yakni Liveworksheet, Ispring Suite 9, Powerpoint, Google Form, Flip PDF Coorporation dan Website 2 APK builder. Pemilihan media atau aplikasi ini disesuaikan dengan fungsinya dalam mendesain pembelajaran yang menarik dan menyenangkan untuk siswa. Spesifikasi e-modul yang dikembangkan dideskripsikan sebagai berikut:

1) Lembar Aktivitas Siswa (LAS) interaktif:

LAS interaktif berisi aktivitas penemuan yang harus dikerjakan siswa untuk memahami materi pecahan. LAS interaktif dibuat menggunakan aplikasi Liveworksheet, sebuah aplikasi yang bisa digunakan untuk membuat lembar kerja online. Dalam pembelajaran, aplikasi ini memungkinkan guru mendesain materi pembelajaran bilangan pecahan di mana siswa dapat melengkapi teks, memanipulasi atau memberi warna pada bangun persegi panjang untuk menemukan konsep pecahan. Aktivitas ini dilakukan siswa dengan menggunakan HP androidnya sesuai petunjuk pengerjaan dalam LAS interaktif.   

2) Video Pembelajaran

Video pembelajaran berisi tutorial tentang langkah-langkah melakukan aktivitas penemuan seperti materi pada LAS, penjelasan materi esensial yang dibutuhkan dalam melaksanakan kegiatan penemuan dan contoh penyelesaian soal. Konten yang divideokan dibuat sendiri oleh peneliti dengan fasilitas powerpoint dan disisipkan suara peneliti (dubbing) serta berbentuk animasi visual tahap demi tahap proses yang harus dilakukan siswa.

3) Kuis interaktif

Kuis interaktif disajikan pada akhir tiap kegiatan dengan maksud untuk memperkuat pemahaman siswa. Kuis dibuat dengan aplikasi Ispring Suite 9, sebuah aplikasi yang dapat digunakan dalam pembuatan multimedia interaktif serta dapat membuat soal interaktif dengan bentuk yang beragam. Format yang dihasilkan dapat didistribusikan dalam bentuk flash yang nantinya dapat diakses baik secara online atau offline. Soal kuis dikemas secara interaktif di mana siswa langsung mendapatkan feedback berupa kunci jawaban dan pembahasannya pada tiap soal. Soal dibuat dalam berbagai bentuk seperti pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, benar salah, sequence, matching/menjodihkan, isi kotak, select from list, drop and drag serta isian singkat. Tujuannya adalah agar soal lebih menarik dan dapat meningkatkan minat siswa untuk mengerjakan soal-soal tersebut.

4) Materi Esensial

Materi esensial dibuat menggunakan Microsoft Word kemudian dikonversikan menjadi file pdf dan selanjutnya diinput ke dalam aplikasi Flip PDF Cooporation untuk diubah menjadi Flipbook dengan tampilan yang menarik dan mudah digunakan oleh siswa. Materi modul terdiri dari empat indikator pencapaiana kompetensi yakni memahami konsep pecahan dan pecahan senilai, membandingkan dan mengurutkan pecahan, penjumlahan dan pengurangan pecahan serta perkalian dan pembagian pecahan.

5) Link upload jawaban LAS interaktif

Link upload jawaban LAS interaktif siswa dibuat menggunakan Google Form untuk menampung dan menilai aktivitas siswa. Link LAS yang dibuat menggunakan aplikasi Liveworksheet yang akan dibagikan kepada siswa, diinput ke dalam Google Form dengan maksud agar memudahkan peneliti dalam mengumpulkan dan mengorganisir jawaban siswa.

6) Link penilaian harian

Link penilaian harian dibuat dengan aplikasi google form berisi soal tes untuk melihat hasil belajar siswa pada materi pecahan di akhir kegiatan pembelajaran.

 

 

4. Implementasi E-modul dalam Pembelajaran

4.1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini guru menjelaskan teknis pelaksanaan pembelajaran matematika menggunakan e-modul dan juga materi yang akan dipelajari. Melalui Zoom Meeting guru menjelaskan tentang cara menggunakan e-modul yakni bagaimana melakukan aktivitas penemuan pada LAS interaktif dengan aplikasi Liveworksheet dan mengupload hasil kerjanya menggunakan Google Form, mengakses video pembelajaran pada e-modul, mengerjakan kuis interaktif serta pada akhir pertemuan siswa mengerjakan tes akhir secara online dengan Google Form.

Selanjutnya guru membagikan aplikasi e-modul pada WA grup dan meminta siswa mengistal aplikasi tersebut pada HP androinya masing-masing. Siswa diminta untuk mencoba beberapa fitur yang ada di e-modul untuk memastikan bahwa aplikasi e-modul yang terinstal di HP nya sudah bisa bekerja dengan baik.

4.2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini siswa mulai melakukan aktivitas penemuan untuk mempelajari dan memahami materi pecahan. Ada empat materi yang dipelajari yakni: memahami konsep pecahan dan pecahan senilai, membandingkan dan mengurutkan bilangan pecahan, penjumlahan dan mengurangkan bilangan pecahan serta perkalian dan pembagian bilangan pecahan. Aktivitas penemuan yang dilakukan meliputi: memahami masalah, menganalisis masalah, menyusun konjektur, dan menarik kesimpulan.

Pada aktivitas memahami masalah siswa membaca dan memahami masalah kontekstual yang berkaitan dengan konsep pecahan yang sudah dikenal siswa dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahan yang disajikan di awal pembelajaran ini dimaksudkan untuk merangsang keingintahuan siswa terkait materi yang akan mereka pelajari. Dengan adanya permasalahan kontekstual ini siswa menemukan fakta bahwa ada hubungan antara materi pelajaran dengan situasi atau fakta yang dihadapi sehari-hari.

Pada tahap analisis masalah siswa mengamati dan mencoba-coba berbagai kemungkinan pecahan (ilistrasi pecahan) pada persegi panjang dengan mengklik persegi satuan dalam persegi panjang untuk memberi warna pada bagian yang menyatakan pecahan. Aplikasi yang dibuat memungkinkan warna persegi satuan pada persegi panjang bisa diubah sesuai keinginan. Siswa mencoba-coba sampai menemukan ilustrasi yang tepat untuk menyatakan pecahan yang sudah diberikan.

Pada langkah menyusun konjektur siswa merumuskan jawaban sementara berdasarkan hasil analisisnya tentang suatu materi dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan penuntun yang diberikan dalam e-modul. Siswa menghitung banyaknya persegi satuan yang diwarnai yang menyatakan pecahan tertentu pada persegi panjang kemudian membandingkannya di antara kedua pecahan tersebut. Dari hasil analisis siswa dapat membuat kesimpulan sementara bahwa pecahan dengan persegi satuan yang diwarnai terbanyak adalah pecahan terbesar. Atau juga kesimpulan lain bahwa pecahan dengan luas daerah yang diwarnai terbesar adalah pecahan terbesar dan sebaliknya.

Pada tahap menarik kesimpulan siswa membuat kesimpulan berdasarkan perkiraan yang sudah dirumuskan sebelumnya. Siswa mencoba mewarnai lagi beberapa persegi satuan pada persegi panjang untuk menyatakan pecahan. Setelah beberapa kali percobaan dan dirasa cukup untuk membuktikan kebenaran konjektur yang sudah dibuat sebelumnya, siswa membuat kesimpulan dan menuliskannya atau mengetikannya pada kolom Lembar Aktivitas Siswa interaktif yang sudah disediakan. 

E-modul interaktif juga dilengkapi dengan video dengan tujuan untuk memperkuat pemahaman siswa pada materi yang dipelajari. Video ini dibuat sendiri oleh peneliti dan berisi penjelasan tentang aktivitas penemuan yang harus dilakukan siswa, penjelasan materi esensial dan contoh soal. Dengan adanya video ini memungkinkan siswa untuk menyimak kembali penjelasan guru terkait materi atau hal-hal terkait pembelajaran yang belum dipahami secara berulang-ulang. Isi video dibuat dengan bahasa yang sederhana, bahasa sehari-hari yang biasa digunakan oleh guru ketika berinteraksi dengan siswa di kelas sehingga lebih mudah dipahami.  Video juga disertai dengan gambar-gambar animasi yang menarik yang dapat membangkitkan minat siswa untuk belajar.

Untuk memperkuat pemahaman siswa pada akhir tiap kegiatan pembelajaran e-modul menyajikan kuis interaktif yang menarik. Soal kuis dibuat dalam berbagai bentuk seperti pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, benar salah, sequence, matching/menjodihkan, isi kotak, select from list, drop and drag serta isian singkat. Dengan beragam variasi soal yang interaktif serta tampilan kuis yang menarik, membuat siswa tertarik untuk mengerjakan soal-soal tersebut dan pada akhirnya akan meningkatkan pemahaman siswa pada materi pecahan yang diajarkan.

Setelah selesai melakukan aktivitas, siswa melengkapi LAS dan mengupload hasil aktivitasnya melalui link upload LAS yang sudah disediakan dalam e-modul. Tujuannya agar guru bisa mengevaluasi aktivitas yang sudah dilakukan, apakah sesuai atau tidak dengan petunjuk yang sudah diberikan. Hasil LAS ini juga digunakan guru untuk menilai keseriusan dan keaktifan siswa selama pembelajaran.

4.3. Tahap Evaluasi

Pada tahap ini guru mengevaluasi seluruh proses PJJ dengan e-modul yang sudah dilakukan. Guru menilai keaktifan siswa dalam mengerjakan LAS, menyelesaikan kuis interaktif dan ketepatan waktu dalam mengupload jawabn serta hasil tes siswa setelah pembelajaran. Guru juga mengevaluasi kepraktisan e-modul, apakah mudah digunakan oleh siswa dan memberikan hasil yang memuaskan dalam pembelajaran. 

5. Hasil dan Pembahasan

Penelitian dikatakan berhasil jika memenuhi kriteria sebagai berikut: (1) rata-rata skor observasi aktivitas siswa mengalami peningkatan dari pertemuan awal ke pertemuan akhir dan sekurang-kurangnya pada pertemuan akhir persentasi mencapai 80% (berada pada kategori baik), (2) Banyak siswa yang mengikuti pembelajaran yang mencapai skor ketuntasan minimal (skor ≥70) adalah lebih besar atau sama dengan 80%, dan (3) minimal 80% siswa yang mengikuti pembelajaran memberikan respon positif.

Hasil observasi aktivitas siswa diamati menggunakan lembar observasi. Dari hasil pengamatan observer diperoleh persentasi skor aktivitas siswa adalah sebesar 90,63%. Skor ini berada pada interval ketuntasan, sehingga berdasarkan kriteria yang ditetapkan aktivitas siswa dalam pembelajaran memenuhi kategori keberhasilan.

Skor keberhasilan ini ditandai oleh aktivitas siswa yang mengalami peningkatan pada tiap pertemuan. Pada awal pertemuan sebagian besar siswa masih pasif. Siswa masih kesulitan dalam menggunakan fitur-fitur pada aplikasi dan juga kesulitan dalam memahami langkah-langkah kerja dalam e-modul. Bahkan pada minggu pertama pembelajaran hanya sedikit siswa yang mengupload LAS dan juga mengerjakan kuis interaktifnya. Hal ini disebabkan karena mereka belum terbiasa dengan metode pembelajaran yang diberikan apalagi menggunkan e-modul yang tergolong baru untuk mereka.

Namun demikian setelah diberi motivasi dan diarahkan oleh guru tentang prosedur kegiatan yang akan dilaksanakan mereka menjadi antusias. Siswa menjadi bersemangat untuk melakukan aktivitas pada e-modul. Mereka tidak hanya sekedar membaca materi pada e-modul tetapi dipandu untuk melakukan aktivitas tertentu sepanjang pembelajaran berlangsung. Dengan demikian motivasi dan semangat mereka tetap terjaga selama pembelajaran. Siswa terlihat antusias dan aktif bertanya ketika mengalami kesulitan baik terhadap penggunaan aplikasi, prosedur kerja ataupu materi yang dipelajari.

Selanjutnya dari hasil tes penguasaan materi pada akhir pembelajaran diketahui bahwa sebanyak 28 siswa dari 32 siswa yang mengikuti pembelajaran memperoleh nilai ketuntasan yakni nilai ≥70, atau jika dinyatakan dalam persentase adalah sebesar 87,5%. Dengan demikian berdasarkan kriteria yang ditetapkan yakni minimal 80% siswa yang mengikuti pembelajaran memperoleh nilai ketuntasan, maka pembelajaran dikatakan berhasil.

Keberhasilan pembelajaran atau penguasaan materi oleh siswa ini ditandai oleh sebagian besar siswa yang mengikuti pembelajaran mampu menguasai materi yang dipelajari. Setelah mengikuti pembelajaran siswa mampu memahami konsep pecahan, pecahan senilai, mengurutkan atau membandingkan pecahan dan melakukan operasi hitung (tambah, kurang, kali, bagi) pada bilangan pecahan. Hal ini dibuktikan oleh hasil pekerjaan siswa yang menunjukkan skor ketuntasan minimal dan juga jawaban LAS yang diupload sudah sesuai dengan prosedur atau langkah-langkah kerja.

Namun demikian hasil tes juga menunjukkkan bahwa masih ada beberapa siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan. Siswa-siswa ini berdasarkan hasil pengamatan kurang aktif dalam pembelajaran. Mereka kurang antusias melakukan kegiatan dan bahkan tidak mengupload jawaban LAS nya. Mereka hanya menunggu dan menyalin atau meminta jawaban dari teman untuk dikirimkan kepada guru. Akibatnya mereka kurang memahami materi yang dipelajari.

Dari hasil angket respon siswa diketahui bahwa sebanyak 93,75% siswa yang mengikuti pembelajaran memberikan respon positif terhadap aspek-aspek yang ditanyakan. Aspek kemenarikan e-modul mendapat respon tertinggi, selanjutnya aspek kepraktisan dalam penggunaan, aspke kefektifan dan aspek kebermanfaatan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa siswa senang dan antusias mengikuti kegiatan pembelajaran dengan e-modul. Indikator-indikator keberhasilan ini dapat dirincikan dalam table berikut:

Tabel 1. Rangkuman hasil analisis data

Indikator keberhasilan

Instrumen

Kriteria

keberhasilan

Hasil yang diperoleh

Kriteria

Aktivitas siswa

Lembar observasi aktivitas siswa

Skor keaktifan ≥80%

90,63%

Berhasil

Penguasaan materi

Soal tes, LAS

Ketuntasan klaksikal ≥80%

87,5%

Berhasil

Respon siswa

Angket respon siswa

Respon positif≥80%

 

93,75% Respon positif

Berhasil

Dari Tabel 1 diketahui bahwa semua kriteria keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian ini telah terpenuhi, sehingga penelitian yang dilaksanakan dapat dikatakan berhasil. Dengan kata lain implementasi e-modul interaktif dalam pembelajaran ini dapat memahamkan konsep pecahan pada siswa kelas VII SMPN 1 Nubatukan.

6. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan paparan data penelitian dapat disimpulkan beberapa hal sebagaia berikut: (1) e-modul berbasis pembelajaran penemuan (Discovery Learning) sangat layak digunakan dalam PJJ karena menarik, menyenangkan, serta praktis dan efektif untuk digunakan oleh siswa, (2) PJJ dengan menggunakan e-modul berbasis pembelajaran penemuan dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi pecahan.

Adapun saran yang bisa diberiakan antara lain (1) E-modul berbasis pembelajaran penemuan bisa dikembangkan untuk materi lain agar dapat membantu siswa belajar secara aktif dan menyenangkan dalam PJJ dan (2) penerapan Discovery Learning membutuhkan waktu yang lama oleh karena itu, guru harus selalu memberikan motivasi kepada siswa karena siswa seringkali bosan atau malas ketika melakukan kegiatan penemuan.

Daftar Pustaka

Asmarani, Nadhiifa Eka. 2021. Meningkatkanhasil Belajar Pesertadidik dengan Menggunakan E‐Modul Berbasis 3d Page Flip Professional dengan Model Discovery Learning. Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Pendidikan, 1(1), 2021, 59-70 DOI: 10.17977/um06612021p59-70.

Hudojo, Herman. (2005). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika.  Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.

Ramdania DR, Sutarno H & Waslaluddin. 2007. Penggunaan Media Flash Flipbook dalam  Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasiuntukmeningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan 1(1):1-6.

Riyanto, Lukman & Subagyo. 2012. Pengembangan digital library local content pekalongan dalam format buku 3 dimensi. Jurnal LIPI 1(1):1-13.

Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Pendidikan (edisi ke-3). Bandung: Alfa Beta

Surat Edaran Kemendikbud No. 4 Tahun 2020. Pelaksanaan KebijakanPendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Viru Disease Covid 19. Diakses pada 30 Mei 2020 dari https://pusdiklat.kemdikbud.go.id/surat-edaranmendikbud-no-4-tahun-2020tentang-pelaksanaan kebijakan-pendidikandalam-masa-darurat-penyebaran-corona-virus-disease-covid-1-9/

Wisnu, Komang. 2017. Pengembangan E-Modul Berbasis Model Pembelajaran Discovery Learning Pada Mata Pelajaran Sistem Komputer Untuk Siswa Kelas X Multimedia SMK Negeri 3 Singaraja. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Vol. 14, No.1, Januari 2017, hal : 40  

0 comments:

Posting Komentar